Beranda Daerah Siapa Sosok Wartawan dan Polisi Intervensi Keluarga Korban Tembak Mati Aparat?

Siapa Sosok Wartawan dan Polisi Intervensi Keluarga Korban Tembak Mati Aparat?

Siapakah sosok wartawan bersama polisi yang datang melakukan intervensi kepada korban penembakan terhadap siswa oleh polisi?.

Demo suarakan usut tuntas kasus GRO siswa SMKN 4 Kota Semarang yang ditembak mati oleh Polisi, ratusan massa geruduk Mapolda Jateng, Kamis (28/11/2024). (Foto: Kamal)

Semarang, JatengNews.id – Siapakah sosok wartawan bersama polisi yang datang melakukan intervensi kepada korban penembakan terhadap siswa oleh polisi?.

Sebagai informasi, bahwa kasus penembakan siswa SMK Negeri 4 Kota Semarang berinisial GRO (17) tahun masih menjadi teka-teki dan menjadi misterius hingga sekarang ini.

Polisi mengatakan, korban ditembak akibat terlibat tawuran. Sementara pihak keluarga dan sekolah baik guru dan teman-temannya bahwa korban adalah siswa yang baik dan berprestasi.

Baca juga: Pelajar Warnai Demo Kasus Penembakan Siswa di Polda Jateng

Namun ada kabar terbaru, setelah kejadian ternyata ada keluarga korban mengaku mendapat intervensi dari pihak aparat pada satu hari setelah kejadian korban meninggal dunia, Senin (2/12/2024).

Salah satu keluarga dekat korban yang enggan disebutkan namanya menyampaikan, bahwa tempat tinggal korban didatangi aparat kepolisian bersama salah seorang wartawan, Senin (25/11/2024).

Di rumah korban yang berada di Jalan Borobudur Timur, Semarang Barat, disebutkan pada malam hari Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar bersama romongbongan Polisi dan juga ada wartawan yang membersamai Kapolres.

“Oh iya, kalau dari Kapolrestabes nya mendatangkan wartawan, mungkin wartawan tabes ya yang orang gemuk itu,” paparnya saat ditemui Jatengnews.id, Minggu (1/12/2024).

Kedatangan Kapolres tersebut, disebutkan pihak keluarga meminta supaya membuat surat pernyataan untuk tidak membuka suara di luar atau koar-koar soal kasus yang menimpa keluarganya.

“Jadi istilhnya kita diminta supaya bikin tanda tangan pernyataan supaya tidak tersebar atau berkembang kemana-mana, maka kita disuruh mengikhlaskan istilahnya gitu,” jelasnya.

Menenggar Polisi menyebutkan GRO meninggal karena tertembak polisi saat sedang melakukan tawuran. Dirinya mengaku tidak menerima dengan apa yang disampaikan polisi karena melihat pribadi korban.

“Tapi ketika antara pernyatana Kapolrestabes dengan kenyataannya beda kan kita enggak terima,” paparnya soal membuat surat pernyataan tersebut.

Tidak hanya polisi yang melakukan intervensi, pihaknya juga mengaku bahwa wartawan yang bersama dengan Kapolrestabes tersebut juga meminta membuat ucapan video dengan narasi yang telah disiapkan.

“Kita nolak, kita enggak mau bikin video. Yang minta 1 wartawan itu,” tegasnya.

Dirinya sempat membocorkan bahwa dalam narasi tersebut menyebutkan kalau kasus polisi menembak keluarganya ini telah usai. Namun ia menolaknya, dan pada hari Selasa (26/11/2024) melakukan pelaporan.

Baca juga: Siswa SMK Orasi Demo Polda Jateng, Bantah Korban Penembakan Pelaku Tawuran

“Intinya diminta membuat pernyataan bahwa kasusnya selesai atau supaya kita tidak berkembang kemana-mana, supaya wartawan juga tidak sering datang atau apa, karena kasusnya kan akan di konferensi pers lah,” keluhnya.

Hingga hari ini, pihak keluarga masih tidak menerima jika korban disebutkan sebagai pelaku tawuran.

Sementara itu, Kapolrestabes saat dikonfirmasi perihal pernyataan keluarga tersebut dirinya, dirinya menjawab ingin fokus penanganan.

“Fokus ke penanganan kasusnya aja mbak. Yang pasti case penembakan (eksesif action) sudah ditangani oleh Polda. Case tawurannya ditangani oleh Polres,” katanya saat dihubungi awak media melalui pesan singkat Whatshapp. (Kamal-01)

Exit mobile version