Adanya pendidikan politik kepada masyarakat diharapkan agar rakyat menjadi pemilih yang cerdas dan rasional yang berani menolak politik uang.
Pemilih yang cerdas dan rasional yang memilih atas dasar visi misi dan program calon, maka masyarakat harus mulai mengenali para calon, track record mereka selama ini bagaimana, integritas mereka bagaimana dan komitmen mereka selama ini seperti apa. Jangan asal memilih karena diberi imbalan atau amplop.
Selamatkan Indonesia
Tantangan terberat bangsa Indonesai saat ini adalah berjuang melawan budaya money politics dan korupsi. Money politics dan korupsi adalah bahaya laten yang bisa membawa bangsa ini jatuh dalam kebangkrutan. Jangan sampai negara yang sudah didirikan dengan susah payah oleh para pendiri NKRI ini jatuh karena budaya money politics dan korupsi yang meraja lela, hal ini patut kita khawatirkan karena masyarakat termasuk para akademisi dan para ulama pun seolah-olah sudah mulai apatis bahkan permissive, seolah-olah sudah menganggapnya sebagai hal yang lumrah, ini kan berbahaya bagi masa depan bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia punya potensi besar untuk maju sebagai negara maju. Kelebihan kita ini memiliki tanah air yang luas, kaya sumber daya alam, penduduk yang besar 282.477.584 jiwa (87 % beragama Islam yang moderat), mempunyai ideologi pemersatu Pancasila dan kayak dengan budaya lokal. Sayangnya kita memiliki kelemahan yang parah. Akibat sistem politik dan ekonomi pasar bebas (individualis) yang belum dimbangi dengan Sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan sejahtera serta rapuhnya karakter bangsa, sehingga budaya money politics dan korupsi semakin merajalela.
Ancaman terberat bangsa kita adalah ketika sudah membudaya praktek korupsi dan masyarakat sudah menganggapnya sebagai hal lumrah. Hal ini akan mudah menyebabkan konflik internal akibat mulai merebaknya budaya individualisme, sehingga rentan disintegrasi bangsa. Ini yang harus kita tanggulangi. Padahal punya peluang untuk menjadi bangsa yang besar manakala mampu menjaga ideologi nasional nasional, mengelola Sumberdaya Manusia (SDM) dan Sumberdaya Alam (SDA) dengan baik, sehingga visi Indonesia Emas 20245 bisa terwujud.
Penulis Ketua Perkumpulan Reksobhumi Indonesia Dr. M Kholidul Adib, SHI, MSI. (01)