Padahal uang seribu trilyun yang menguap itu bisa untuk membiayai pendikan gratis hingga perguruan tinggi, membiayai kesehatan gratis masyarakat, bisa membangun jalan dan bisa untuk modal usaha pelaku UMKM agar rakyat makmur sejahtera.
Urgensi Pendidikan Politik
Di Indonesia pendidikan pemilih bagian dari upaya meningkatkan partisipasi politik. Berpartisipasi politik dijamin oleh Negara, tercantum dalam UUD 1945 pasal 28 yang berbunyi: “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”.
Mengacu teori tindakan sosial Max Weber, secara umum kita bisa membuat tipologi pemilih dibagi empat yaitu pemilih rasional nilai, pemilih rasional instrumental, pemilih tradisional dan pemilih emosional afektif.
Pemilih rasional nilai adalah masyarakat yang dalam memilih paslon menggunakan logika berfikir yang rasional, misalnya, memilih paslon karena visi, misi, program kerja, track record (rekam jejak paslon) dan melihat sejauhaman keberpihakan paslon kepada rakyat.
Pemilih rasional instrumental, yaitu pemilih yang memilih karena ada hitung rugi dalam bahasa lain pemilih pragmatis dan transaksional yang memilih karena faktor duit, amplop, iming-iming atau sembako.
Pemilih tradisional yaitu pemilih yang menjatuhkan pilihan karena ada kesamaan tradisi, adat dan budaya (identitas)
Pemilih emosional afektif yaitu pemilih yang menjadikan faktor-faktor emosional sebagai penyebab menjatuhkan pilihan seperti ikatan keluarga, teman dan kolega.
Baca juga: Gerakan Pemuda Nahdliyin Semarang Siap Menangkan Paslon 02 dalam Pilkada Serentak 2024
Di sinilah pentingnya pendidikan politik kepada elit politik dan pemilih. Pendidikan politik bagi elit penting agar elit tidak membodohi rakyat dengan melakukan money politics, sebaliknya pendidikan politik bagi rakyat penting agar rakyat cerdas dalam menentukan pilihannya.
Masyarakat harus menjadi pemilih yang cerdas yang rasional yang memilih atas dasar hati nuraninya, atas dasar akal sehatnya, bukan atas dasar transaksional pragmatis atau rasional instrumental.
Masyarakat harus berani dan tegas untuk menolak segala bentuk pemberian dari calon karena ujungnya nanti akan membuat angka korupsi semakin besar.
Halaman selanjutnya…