32 C
Semarang
, 21 November 2024
spot_img

Melihat Dari Dekat Upacara Adat Mondosiyo Jadi Magnet Wisata Karanganyar

 

Karanganyar, Jatengnews.id – Mondosiyo merupakan salah satu tradisi masyarakat Kalisoro Tawangmangu yang telah digelar sejak ratusan tahun lalu.

Mondosiyo merupakan tradisi khas yang dilalukan oleh Dusun Pancot, Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu. Mondosiyo diambil dari wuku kelahiran Dusun Pancot yang lahir pada hari Selasa Kliwon wuku Mondosiyo.

Baca juga : Pemkab Karanganyar Kampanyekan Sehat Tanpa Nasi

Tradisi ini berawal dari kisah rakyat mengenai Pangeran Putut Tetuko yang bertarung melawan raja kanibal Prabu Boko.

Mondosioo juga dikenal sebagai tradisi lempar ayam. Ayam akan dilempar ke atap pendapa dusun saat puncak acara untuk diperebutkan oleh warga masyarakat.

Sebagai wujud rasa syukur warga desa, tradisi Mondosiyo juga dimeriahkan dengan pentas seni berupa gamelan dan reog.

Tradisi Mondosiyo merupakan perpaduan tradisi atau budaya Jawa  dengan agama Islam. Ada sedekah, sesaji dan doa dalam upacara adat ini.

“Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang selalu menyaksikan setiap kali upacara dan tradisi ini digelar,” terang Kepala Disparpora Karanganyar, Hari Purnomo, Kamis (21/11/2024).

Upacara adat mondosiyo diawali dengan pertunjukan reog dari 3 sanggar seni budaya. dengan iringan gamelan, para seniman menghibur masyarakat yang hadir.

Upacara kemudian  dilanjutkan dengan pembacaan doa serta pengambilan air badek yang menjadi ciri khas upacara adat Mondosiyo.

Air yang sudah disiapkan disebuah punden, kemudian disiramkan ke para penonton secara merata.

Air itu dipercaya dapat memberikan berkah bagi yang terkena siraman air badek. Lalu, pada puncak acara Mondosiyo yakni abur atau melepas  ayam.

Ayam yang telah disumbangkan masyarakat itu lalu dilemparkan ke atap pendopo desa, untuk diperebutkan masyarakat.

Koordinator Lingkungan (Korling) Pancot Lor, Teguh Cahyono mengatakan, upacara Mondosiyo rasa syukur masyarakat atas rejeki yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

“Mondosiyo merupakan tradisi turun temurun warga desa Kalisoro Tawangmangu, sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,”jelasnya, Kamis (21/11/2024).

Wahyono, salah satu pengunjung asal Solo, Febri mengatakan, sudah sering berkunjung ke desa Kalisoro untuk melihat upacara adat Mondosiyo.

Baca juga : Nikmatnya Kopi di Highest Cafe Pesona Wisata Karanganyar Dari Gunung Lawu

“Saya sengaja datang untuk menyaksikan upacara Mondosiyo. Upacara adat ini, harus dilestarikan,”katanya. (Adv-03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN