Semarang, Jatengnews.id – Warga Tambaklorok, Semarang Utara, mengeluhkan masih terjadinya banjir rob meski telah dibangun sabuk pantai atau site pile beton. Banjir rob bukan hal baru bagi mereka, namun kini penyebabnya berbeda.
Nur Ahmad Jay (29), salah seorang warga, menjelaskan bahwa banjir kali ini bukan disebabkan oleh tanggul jebol, melainkan rembesan air dari tanggul tahap pertama.
Baca juga: Komisi D DPRD Grobogan Prihatin Banyak Kasus Libatkan Anak di Bawah Umur
“Ini air rembesan dari tanggul yang tahap satu, dari sela-sela karena konstruksi talut sana,” ungkapnya Rabu (20/11/2024) saat ditemui di rumah orang tuanya.
Ia menambahkan, rembesan air tersebut mulai masuk setiap kali pasang tinggi, meskipun tanggul laut baru telah dibangun.
Meskipun kondisi banjir rob mulai mereda dalam empat hari terakhir, dua minggu sebelumnya, air cukup tinggi dan hampir mengenai semua rumah di sekitar tanggul lama. Ia juga menyebutkan adanya rumah pompa dekat lokasi tanggul baru, namun belum mengetahui efektivitasnya.
Ketua RT setempat, Imam Suyuti, menambahkan dampak banjir rob juga terasa pada kesehatan warga.
Baca juga: Pasca Hujan Perkampungan di Semarang Terendam Banjir
“Anak-anak batuk pilek, orang tua demam, dan gatal-gatal,” katanya.
Ia juga mengaku tidak tahu penyebab rembesannya dan merasa penanganan belum maksimal. Selain itu, tanah di kampung ini terus mengalami penurunan setiap tahun, yang mengharuskan warga mengeluarkan biaya pengurukan hingga Rp 10 juta per rumah. Imam berharap dalam lima tahun ke depan, efektivitas tanggul laut dapat lebih terasa.(kamal-02)