Semarang, JatengNews.id- Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Posko 21 mengadakan kegiatan menanam menggunakan media hidrogel. Kegiatan yang dilaksanakan di balai desa ini diikuti oleh ibu-ibu Desa Pagertoyo.
Kegiatan yang digelar mahasiswa KKN UIN Walisongo tersebut dilaksanakan di balai desa ini diikuti oleh ibu-ibu Desa Pagertoyo, Kec. Limbangan, Kabupaten Kendal pada Sabtu, (9/11/2024).
Kegiatan diawali dengan sambutan dari koordinator divisi kesehatan dan lingkungan KKN UIN Walisongo, Fasih.
Ia mengatakan, tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk memperkenalkan metode tanam dengan menggunakan media selain pupuk dan tanah yang ramah lingkungan dan hemat air dengan pemanfaatan hidrogel.
Menurutnya, kesadaran warga Desa Pagertoyo untuk peduli lingkungan dengan menanam dan merawat tanaman khususnya tanaman hias, sudah tumbuh dengan sangat baik.
Baca juga: Bincang Sehat Warga Dusun Kintelan Bersama KKN UIN Walisongo Bertajuk Cegah Stunting Itu Penting!
Namun, menanam dengan menggunakan media hidrogel masih belum familiar untuk mereka. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan ini menjadi ajang yang bagus bagi masyarakat mengingat hidrogel sangat membantu dalam menghemat penggunaan air.
Ketika disiram, hidrogel menyerap air dan melepaskannya perlahan-lahan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Hal ini membuat hidrogel ideal digunakan di musim kemarau atau di daerah dengan keterbatasan air. Selain itu, dengan menggunakan media hidrogel tanaman tidak akan mengalami kekeringan secara mendadak karena hidrogel berfungsi sebagai cadangan air ketika kondisi tanaman mulai mengering. Hidrogel dapat menyimpan air dalam jumlah besar.
Tanaman tidak memerlukan penyiraman dengan frekuensi yang sering dan berkala. Hal ini sangat menguntungkan dalam hal efisiensi waktu dan orang-orang dapat tetap merawat tanaman dengan praktis.
Selain beberapa hal yang dapat dijadikan alasan hidrogel mampu menjadi media alternatif pengganti pupuk, ada juga tantangan yang akan dihadapi ketika menanam tanaman menggunakan media hidrogel. Tidak semua tanaman cocok untuk media hidrogel.
Penyemaian dengan tanah terlebih dahulu perlu dilakukan. Hidrogel tidak dapat menumbuhkan biji menjadi tunas. Tanaman dengan batang berkayu juga tidak direkomendasikan untuk ditanam menggunakan media hidrogel.
Tanaman hias dalam ruangan seperti monstera, philodendron, atau tanaman kaktus mini cocok untuk ditanam dengan media ini. Sayuran seperti selada, bayam, sawi hijau, juga bisa ditanam menggunakan hidrogel, terutama jika menggunakan pot atau wadah kecil. Meskipun efektif, hidrogel membutuhkan perawatan yang tepat.
Perhatikan kualitas dan jenis hidrogel yang digunakan karena beberapa jenis hidrogel tidak ramah lingkungan. Selain itu, jangan menambahkan terlalu banyak hidrogel, karena bisa membuat tanaman menjadi terlalu basah dan tidak baik bagi tanaman.
Melalui kegiatan ini, ibu-ibu Desa Pagertoyo secara langsung mempraktikkan cara menanam tanaman dengan media hidrogel. Setiap peserta diberikan tanaman dan hidrogel, lalu dibimbing untuk melakukan langkah-langkah penanaman hingga selesai.
Setelah praktik, peserta diberi kesempatan untuk bertanya mengenai perawatan tanaman dan penggunaan hidrogel. Kegiatan ini diharapkan bisa menginspirasi masyarakat untuk mulai mengadopsi cara bertanam yang lebih hemat air.
Mengingat isu perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya alam, hidrogel memberikan alternatif bagi orang-orang yang menyukai tanaman yang ingin tetap bercocok tanam dengan bijak. Penanaman tanaman dengan hidrogel tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mudah dan praktis untuk diterapkan, bahkan oleh pemula sekalipun.
Salah satu partisipan yang hadir, Ibu Fitri Wulansari menungkapkan hal ini merupakan hal baru baginya dan warga setempat.
“Menanam menggunakan media hidrogel ini menjadi hal yang baru bagi saya dan warga. Saya tertarik untuk menanam dengan media ini mengingingat hidrogel juga mudah didapatkan,” jelasnya.
Tim KKN UIN Walisongo senang melihat antusiasme ibu-ibu untuk mengetahui media alternatif untuk menanam selain dengan pupuk dan tanah.
“Pemberian satu pot kecil hidrogel dan tanaman untuk tiap ibu-ibu yang hadir juga ditanggapi dengan cukup baik. Beberapa dari mereka banyak bertanya dan berkeinginan untuk mulai mencoba menanam dengan menggunakan hydrogel,” jelasnya.
Kegiatan pelatihan menanam menggunakan hidrogel ini menjadi langkah baru untuk masyarakat di Desa Pagertoyo dalam menanam tanaman.
Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi pemantik untuk warga mulai menanam dan merawat tanaman dengan praktis tanpa perlu membutuhkan banyak air dan pengecekan tanaman secara intens.
Baca juga: KKN UIN Walisongo Gelar Pelatihan Pembuatan Bolu Kukus Alpukat Bersama Ibu-Ibu Dusun Praguman
Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Posko 21 mengadakan kegiatan menanam menggunakan media hidrogel. Semoga bermanfaat. (07)