Karanganyar, Jatengnews.id – Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu desa yang kaya akan keindahan alam.
Selain air terjun Jumog, desa yang berada di Lereng Gunung Lawu Ini, juga memiliki objek wisata, Telaga Madirda. Objek wisata ini, dikelola oleh BUMDes Berjo.
Objek wisata Telaga Madirda ini, menjadi salah satu tujuan wisata di Karanganyar. Setiap akhir pekan, selalu ramai dikunjungi wisatawan.
Baca juga : Tenggir Park Pesona Wisata Karanganyar Dari Lereng Gunung Lawu
Direktur BUMDes Berjo, Sularno, Minggu (17/11/2024) menyampaikan, Telaga Madirda merupakan sebuah obyek wisata alam berupa telaga alami, yang terletak di di Dusun Tlogo, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Menurutnya, obyek wisata Telaga Madirda buka setiap hari mulai pukul 08.00-16.00 WIB untuk weekday dan 08.00 – 17.30 WIB untuk weekend, sementara untuk camping ground bisa diakses 24 jam.
Harga tiket masuk untuk wisatawan lokal dan mancanegara Rp15.000, per orang. Sedangkan harga sewa tenda, cukup dengan membayar Rp150.000 untuk kapasitas 4 orang. Harga sewa tersebut, kata Sularno, sudah termasuk sleeping bad, matras dan lampu penerangan.
“Wisatawan dapat menikmati indahnya pemandangan alam yang indah,”ujarnya.
Obyek wisata Telaga Madirda dilengkapi sejumlah wahana dan fasilitas, seperti gazebo, spot foto menarik dan mushola.
“Ke depan, kita akan mengembangkan lokasi wisata ini, sebagai salah satu tujuan wisata masyarakat untuk menghabiskan liburan akhir pekan,” jelasnya.
Disparpora Karanganyar, mendukung sepenuhnya pengembangan objek wisata ini.
“Telaga Madirda sepenuhnya dikelola oleh desa melalui BUMDes. Kita beri keleluasaan untuk melakukan pengembangan. Tentu saja dengan memperhatikan aspek lingkungan, “terang Kepala Disparpora Karanganyar, Hari Purnomo.
Disisi lain, menurut keterangan warga
Telaga Madirda terbentuk dari benda pusaka yang sakti bernama Cupu Manik Astagina, si empunya dapat melihat seluruh isi dunia tanpa mendatanginya.
Dikisahkan ada sepasang suami istri bernama Dewi Indradi dan Resi Gutama, memiliki 3 orang anak yang bernama Retno Anjani, Subali, dan Sugriwa. Dewi Indradi menyerahkannya pusaka pada Retno Anjani.
Kedua saudaranya yang lain merasa iri. Sang ayah Resi Gutama yang tidak menginginkan adanya perselisihan diantara ketiga anaknya akhirnya membuang benda pusaka tersebut.
Baca juga : Kualitas Kepatuhan Layanan Publik Meningkat, Pemkab Karanganyar Raih Penghargaan Ombudsman RI
Secara ajaib, Cupu Manik Astagina kemudian berubah menjadi sebuah telaga yang memiliki air yang sangat jernih dan tidak pernah kering, yang dikenal hingga saat ini dengan nama Telaga Madirda. Areal telaga ini memiliki luas sekitar 3,5 hektare. (Adv-03)