Semarang, JatengNews.id- Puluhan kiai atau orang alim (Ulama) Kota Semarang menyatakan bahwa memilih pemimpin yang siap memperjuangkan kepentingan agama hukumnya wajib.
Oleh karena itu, pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang Yoyok Sukawi dan Joko Santoso (Yoyok-Joss) wajib didukung oleh para ulama.
“Umat Islam wajib memilih Yoyok-Joss di Pilwalkot Semarang 27 November nanti,” kata Pengasuh Ponpes Fadhlul Fadhlan, KH Fadholan Musyafa’ dalam Doa dan Istighosah Bersama Untuk Kemenangan Yoyok-Joss yang digelar di Hotel Pandanaran, Semarang Sabtu (16/11/2024).
Baca juga: Pendukung Yoyok-Joss Kompak Berkostum Serba Putih, Gambaran Kesejukan Pilwakot Semarang
Kiai yang belasan tahun tinggal di Mesir ini melanjutkan, Alamsyah Satyanegara (AS) Sukawija atau Yoyok Sukawi bersama Joko Santoso memiliki komitmen untuk memperjuangkan Perda Pesantren, jika menjadi pemimpin di ibu kota Jawa Tengah.
Kata dia, hal itu juga merupakan bentuk pengamalan dari maqashidus syari’ah (maksud syariat dalam ajaran Islam). Yakni berjuang melalui jalur politik dengan dasar prinsip beribadah.
“Ibadah dalam arti yang seluas-luasnya adalah untuk mencapai keridaan Allah SWT. Maka, kegiatan berpolitik umat Islam mestinya karena keterpanggilann untuk beribadah,” ujarnya.
Ia lanjut menerangkan, ulama menyepakati maqashidus syari’ah karena pada dasarnya semua ketentuan dalam syari’ah adalah bertujuan demi terciptanya maslahah atau kemanfaatan, kebaikan, dan kedamaian umat manusia dalam segala urusannya, baik urusan di dunia maupun urusan akhirat
Tokoh sepuh ini mengingatkan, bahwa setiap warga negara memiliki hak pilih atau hak untuk menyuarakan, menyalurkan aspirasi politik. Secara khusus ada hukum syari’at untuk menentukan pemimpin bagi orang yang paham dengan ilmu agama.
“Para kiai sungguh hukumnya beda dengan warga, karena kiai memiliki amanat sebagai pemimpin, kullukum ro’in wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyatikum (setiap diri kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT-red),” tegas.
Ia jelaskan, maka terkadang politik praktis hukumnya menjadi Fardlu Ain (Wajib bagi setiap umat Islam). Berpolitik memiliki kedudukan hukum yang sama dengan berjuang di jalan Allah (Jihad fi sabilillah) untuk melindungi hak hidup, beragama, berbangsa, dan bernegara.
“Berpolitik bagi umat Islam dalam bingkai NKRI terutama mengikuti agama Islam ala manhaj Aswaja An-Nahdliyah. Tata niat jihad, Bismillah Pilwalkot Semarang Yoyok-Joss harus menang,” tandasnya.
Ia mewanti-wanti bahwa secara strategis, gerakan politik ulama dalam Pilwalkot Semarang ini bertujuan untuk membentengi akidah umat, membuat umaro’ yang seideologi, seperjuangan dengan ulama.
“Pilwalkot Semarang taruhan di pundak kita, di tangan kita para kiai,” tuturnya.
Senada, Pengasuh Ponpes Al Itqoon, KH Ahmad Haris Shodaqoh juga menyatakan, bahwa umat Islam harus berjuang di politik dengan maksud hifzhud-diin (menjaga agama).
Rois Syuriah PBNU ini mengingatkan, bahwa manusia harus bertanggung jawab kepada Sang Pencipta, termasuk pilihan politik.
“Jadi memilih pasangan Mas Yoyok dan Mas Joko ini termasuk menjaga agama, menjaga akidah kita, dan nantinya akan berlanjut menjaga keberlangsungan santri dan umat Islam pada umumnya di Semarang,” tuturnya.
Oleh karena itu, santri KH Maimoen Zubair ini mengingatkan agar para kiai, mubaligh, ustaz, dan santri untuk bergerak memenangkan pasangan Yoyok-Joss di Pilwakot Semarang.
“Jaga akidah masyarakat, jangan sampai tergiur oleh iming-iming keduniawian,” pesannya.
Hadir dalam kesempatan itu, pengasuh Ponpes Raudhatus Sya’idiyah KH Said Al-Masyhad, Ponpes Raudlatul Qur’an An-Nasimiyah, KH Hanief Ismail yang juga Rois Syuriah PCNU Kota Semarang, dan sebagainya.
Hadir pula para kiai pengasuh pesantren Al Qur’an di antaranya KH Abdussalam AH, KH Muhaimin AH, KH Khamad Makshum Turmudzi AH, Gus Zainal Anwar AH, KH Abdul Fatah AH, KH Turmudzi Ichsan AH, dan sebagainya.
Juga para pembina majlis taklim rutin dan mubaligh kondang seperti KH. Abdurrokhim Al Muhsin, Choirul Amin AH, KH Ahmad Muthohar, Ust Anang Purnomo, Habib Ja’far Shadiq Al Musawwa, Habib Husein Thoha Al Munawar, Habib Hasan Thoha Al Munawar, Habib Muhsin Al Munawar dan sebagainya.
Baca juga: Strategi Yoyok-Joss Lestarikan Eksistensi Kebudayaan Lokal di Semarang
Demikian informasi mengenai kiai dan Ulama Sepakat Dukung Yoyok-Joss di Pilwakot Semarang 2024. Semoga bermanfaat.