Beranda Daerah Warisan Sejarah, Naskah Kuno Babad Dipanegara Dipamerkan di Perpusda Jateng

Warisan Sejarah, Naskah Kuno Babad Dipanegara Dipamerkan di Perpusda Jateng

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana ketika resmikan pameran di Perpusda Jateng (Foto:ist)

Semarang, Jatengnews.id – Perpustakaan Daerah (Perpusda) Jawa Tengah (Jateng) menggelar pameran naskah kuno Babad Dipanegara KBG 282, yang berusia hampir dua abad, di gedung baru mereka di Jalan Sriwijaya Candisari, Kota Semarang.

Pameran ini diresmikan oleh Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, pada Senin (4/11/2024).

Dalam sebuah meja pameran dari kayu yang dilengkapi kaca penutup, terdapat buku tebal berbahasa Arab Pegon Jawa dengan kertas berwarna agak kekuningan, penanda bahwa usianya sudah lama.

Baca juga: Anak-anak Sekolah Senang Adanya Perpustakaan Kelurahan Miroto Semarang

“Berdasarkan keterangan pada awal Naskah, naskah ini merupakan salinan pertama dari naskah asli karya Pangeran Dipanegara yang di tulis antara 20 Mei 1831 – 5 Februai 1832,” begitu tulisan di buku tersebut.

Disebutkan juga, bahwa ada empat bagian pembahasan yang tertera dalam naskah tersebut.

Pertama, sejarah Jawa di masa Majapahi – Mataram. Kedua sejarah Matraram sampai pembagian Jawa melalui Perjanjian Giyanti. Kemudian perjalanan hidup Pangeran Diponegoro sejak lahir. Terakhir, perjalanan Perang Dipanegara sampai pengasinganya.

“Naskah ini sebenarnya milik koleksi Perpustakaan Nasional RI. Kemudian ini salinannya dihibah kepada Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah,” ucap Dosen Filologi, Ilmu Tentang Pernaskahan Satra Jawa Universitas Negeri Semarang (Unnes), Yusro Edi Nugroho, Senin (4/11/2024).

Kabarnya, naskah babat Diponegara memiliki banyak macamnya atau tidak hanya satu ini saja.

“Ada yang ditulis dengan Aksara Jawa, ini yang istimewa ditulis dengan Aksara Pegon, Aksara Pegon itu artinya aksaranya Arab tapi bahasanya Jawa, jadi ada kayak kharokat-kharokat tambahan,” jelasnya.

Bersebelahan dengan naskah Babad Dipanegara tersebut, terdapat juga naskah kuno lain seperti Panji Dewa Kusuma Kembar (1865), Babad Demak (1872), Al Quran bertulistangan milik Pondok Al Ishlah Tembiring, Demak dan masih banyak lainnya.

“Semua naskah-naskah Jawa itu marak ditukia di waktu setelah Perang Dipanegara, setelah 1830 an,” imbuh Yusro.

Kabarnya, naskah-naskah kuno ini bakal di lakukan translitasi dan dialih mediakan sehingga bisa dibuka berbentuk digital.

Pustakawan Perpusda Jateng, Ahmad Budi Wahyoni menyampaikan, naskah-naskah kuno ini nanti bakal ditata dibagian timur bangunan baru Perpusda Jateng.

“Untuk yang naskah kuno yang milik kami itu ada 7 judul, sementara yang tadi itu (Naskah Babad Dipanegara) sebenarnya replika,” katanya.

Baca juga: Bawaslu Kota Semarang Buka Perpanjangan Pendaftaran Pengawas TPS

Meskipun itu bukan salinan aslinya, replika tersebut kabarnya disalin sama persis sesuai dengan bentuk aslinya baik tulisan hingga ukurannya.

“Untuk yang replika kita pajang untuk kepentingan galeri ini, ada 4 replika yang milik Perpusda Jateng dan satu milik Ponpes Al Ishlah,” akunya.

Kiranya, naskah kuno ini menjadi hal yang penting diketahui masyarakat luas khususnya warga Jateng. “Naskah kuno ini cukup penting juga, bahkan masih relevan dengan kehidupan sebelumnya,” tutupnya. (Kamal-02)

Exit mobile version