Semarang, JatengNews.id- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Walisongo Posko 25 Desa Sriwulan menyelenggarakan workshop tentang pemilahan sampah serta pengolahan sampah organik menjadi kompos.
Kegiatan tersebut dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemilahan sampah dan pengelolaan limbah di Desa Sriwulan, Kecamatan Limbangan, Kamis (31/10/2024).
Meskipun pemilahan dan pengelolaan sampah telah berkali-kali dibahas, permasalahan sampah masih saja menjadi tantangan nyata di lapangan.
Kepala Desa Sriwulan, Bapak Sulistyo, membuka acara dengan menegaskan pentingnya pemilahan sampah sebagai langkah nyata dalam menangani masalah lingkungan.
“Sampah itu bisa dimanfaatkan. Khususnya bagi masyarakat Sriwulan yang menjadi garda terdepan untuk mengatasi masalah ini. Dibiarkan jadi masalah, diurus jadi kerjaan,” ungkapnya.
Ia berharap agar masyarakat lebih berperan aktif dalam pemilahan sampah di lingkungannya.
Acara ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang menjelaskan bahwa sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari masyarakat.
Pak Amin, selaku Direktur BUMDES Sriwulan Makmur dan pemateri dalam workshop ini, membimbing peserta dalam mengenal tiga jenis sampah utama.
“Sampah Organik yaitu dedaunan, sisa sayur, dan bahan organik lainnya yang bisa diolah menjadi kompos. Sampah Anorganik yaitu barang rongsokan seperti besi, pipa, dan kaleng, plastik (seperti ember), serta bahan lain seperti kertas, kardus, dan buku buram yang dapat didaur ulang. Sampah Residu yaitu sampah yang sulit didaur ulang seperti pampers, pembalut, styrofoam, dan puntung rokok,” jelasnya.
Pak Amin juga menyampaikan, saat ini Sriwulan sudah memiliki armada dan tempat pemilahan yang siap digunakan.
“Jika masyarakat membutuhkan seminar khusus untuk pengolahan sampah anorganik, kami siap melaksanakannya,” ujarnya.
Sekertaris Desa, Abidin mengajak masyarakat untuk memiliki mindset bahwa sampah sebenarnya memiliki nilai ekonomi jika dikelola dengan baik.
“Mari kita usahakan bersama, sampah bukan menjadi masalah tapi insyaallah menjadi berkah. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi,” kata Pak Bidin dalam ajakannya yang penuh semangat.
Peserta workshop, Aan, berharap acara ini dapat membuka wawasan baru bagi masyarakat tentang pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah yang sering dianggap sepele.
Sementara itu, Panca, salah satu peserta dari kalangan muda, mengungkapkan harapannya agar kegiatan serupa sering diadakan, sehingga generasi muda lebih peduli pada lingkungan dan memahami nilai ekonomi dari sampah.
Dengan adanya workshop ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar dan mulai melakukan pemilahan sampah dari rumah, sehingga sampah tidak lagi menjadi permasalahan lingkungan, melainkan menjadi berkah bagi warga Sriwulan.
Baca juga:
Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 25 Desa Sriwulan menyelenggarakan workshop tentang pemilahan sampah serta pengolahan sampah organik menjadi kompos. Semoga bermanfaat. (07)