Sragen, JatengNews.id – Warga di Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah memanfaatkan kotoran ternak sapi menjadi biogas.
Dampak positif yang dirasakan warga dari pengolahan kotoran sapi menjadi biogas adalah hemat pengeluaran setiap bulan.
Kepala bidang Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sragen, Sungadi, Kamis (10/10/2024) menjelaskan, kotoran ternak mengandung bakteri Metanogenik yang menghasilkan Gas Metan.
Baca juga: Jaga Kelestarian Hutan, DLH Sragen Gandeng LMDH
Menurut Sungadi, Gas Metan ini merupakan senyawa yang mudah terbakar, sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan.
Dikatakannya, proses pembuatan biogas relatif mudah, hanya membutuhkan kotoran sapi yang dimasukkan ke dalam bak penampung ukuran 1×1 meter.
Alat penampung kotoran sapi ini harus terus diisi kotoran sapi setiap hari. Kotoran tersebut dicampur dengan air untuk mempermudah aliran menuju pipa yang terhubung ke plastik transparan berbentuk memanjang. Di dalam plastik ini, proses pembuatan biogas berlangsung.
Pada ujung plastik terdapat pipa untuk mengalirkan limbah hasil pemecahan bahan organik oleh bakteri anaerob, dan pada bagian tengah plastik terdapat pipa kecil untuk mengalirkan gas yang dihasilkan.
“Api yang dihasilkan biogas juga sama dengan api pada umumnya. Bahkan, bau kotoran sapi tidak tercium saat api dinyalakan.
Meski demikian, untuk menjaga alat pengolahan biogas tetap awet, harus sering membersihkan saluran pada alat yang digunakan.
Sungadi menuturkan, memanfatkan kotoran sapi, pihaknya juga mengembangkan biogas yang berasal dari limbah cair. Seperti, limbah yang dihasilkan dari produksi tahu dan tempe.
“Limbah cair yang dihasilkan dari pengolahan tahu dan tempa ini, diproses melalui IPAL, sehingga menghasilkan gas,” terangnya.
Pengolahan limbah tahu dan tempe ini, lanjutnya, dikembangkan di Kecamatan Miri, melalui kerjasamaa dengan pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Baca juga: 9 Program Perencanaan 5 Tahun DLH Sragen
“Pemanfaatan biogas dalam kehidupan sehari-hari kian populer karena pengolahannya yang cenderung mudah. Manfaat biogas dari kotoran sapi, misalnya, dapat menggantikan ketergantungan energi tak terbarukan.
Biogas dapat mengurangi emisi gas rumah mencegah pencemaran air, tanah, dan udara, serta menjadi sumber energi terbarukan,”pungkasnya.
Sugiman, salah satu warga mengaku sangat terbanti dengan biogas dari kotoran ternak ini. Warga tidak lagi memberi gas untuk keperluan rumah tangga.
“Ya, karena biogas ini bisa digunakan untuk memasak setiap hari. Sehingga hemat tidak mengeluarkan uang untuk beli elpiji,” ujar Sugiman, salah satu warga. (ADV-01)