Sragen, JatengNews.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sragen mengembangkan konsep Kampung Ramah Air Hujan. Hal ini dilakukan guna mengatasi kesulitan air bersih yang sering terjadi saat musim kemarau berkepanjangan.
Konsep ini menjadi solusi saat terjadi krisis air bersih. Seperti yang dikembangkan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Kabid Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Sragen, Sungadi, Rabu (9/10/2024) menyampaikan, rumah merupakan tempat tinggal masyarakat sekaligus untuk menampung air hujan.
Baca juga: 9 Program Perencanaan 5 Tahun DLH Sragen
Sungadi menjelaskan, air hujan ini ditampung atau disalurkan melalui Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) ke bak penampungan melalui pipa.
Dikatakannya, tangkapan air hujan ini, sebelum disalurkan melalui proses penyaringan yang ada di dalam pipa.
Dengan cara ini, air hujan akan diproses melalui tiga kali filterisasi hingga akhirnya bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
“Pemanfaatan air bersih berbasis pemanenan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih skala rumah tangga,” jelas kepada Jatengnew.id
Sungadi mengungkapkan, alat pemanen air hujan yang dinamakan IPAH Hybrid ini, memiliki dua funggi, selain seagai penampung air hujan, juga untuk resapan air.
Air yang yang melebihi kapasitas di bak penampungan, jelasnya, akan turun ke bawah dan masuk ke dalam lubang resapan air. Sehingga, lanjutnya, air tidak mengalir kemana-mana, karena ditampung melalui lubang untuk resapan air.
“Dengan adanya IPAH ini, sangat membantu masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari,” terangnya.
Baca juga: DLH Sragen Kenalkan Aplikasi Sibares: Bayar Retribusi Sampah Lebih Mudah
Sungadi menambahkan, DLH Kabupaten Sragen, pada tahun 2024, memberikan bantuan 5 unit IPAH. Dua unit untuk Desa Banyu Urip, 2 untuk wilayah Gemolong dan 1 unit di Sragen Kota.
Suraji, salah satu warga Desa Banyu Urip menuturkan, IPAH ini sangat membantu masyarakat sekitar dalam hal kebutuhan air bersih. Terutama saat musim kemarau.
“Sangat membantu. Apalagi IPAH ini, juga dimanfaatkan untuk resapan air. Saat ini, meski musim kemarau, kami tidak lagi mengalami kesulitan air,” ungkapnya. (ADV-01)