Beranda Daerah Desa Banyu Urip, Kampung Proklim di Sragen yang Berprestasi

Desa Banyu Urip, Kampung Proklim di Sragen yang Berprestasi

Desa Banyu Urip Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, merupakan salah satu kampung yang masuk dalam Program Kampung Iklim (Proklim).

Masyarakat Desa Banyu Urip, melakukan penanamam pohon diantara di sekitar hutan milik Perhutanai dengan tanaman produktif, Rabu (2/10/2024). (Foto: Jatengnews.id)

Sragen, JatengNews.id – Desa Banyu Urip Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, merupakan salah satu kampung yang masuk dalam Program Kampung Iklim (Proklim).

Desa ini bahkan maraih penghargaan Proklim pada tahun 2021 dengan sertifikasi Madya yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Kepala bidang  Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sragen, Sungadi, Rabu (2/10/2024) menyampaikan, Desa Banyu Urip ini dikelilingi hutan milik Perum Perhutani dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah.

Baca juga: DLH Sragen Siapkan Kebun Bibit Penganti Tanaman di Hutan Kota

Dijelaskannya, karena berada dilingkungan hutan, masyarakat sekitar dapat menjaga kelestarian lingkungan dengan merawat hutan dengan baik.  Bahkan masyarakat juga dapat  memanfaatkan hutan yang dapat menghasilkan.

Sungadi mencontohkan, disela-sela tanaman hutan, masyarakat dapat menanam sayuran atau tanaman obat serta menanam pohon yang produktif.

“Kami dari Dinas Lingkungan Hidup atau DLH selalu memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam pohon yabg produktif yang bernilai ekonomis. Seperti buah-buahan,” ujarnya kepada tim jatengnews.id.

Dikatakannya, kegiatan pembinaan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Terutama kepada kelompok masyarakat sekitar.

”Aksi yang kita lakukan berupa adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim yang dirasakan saat ini. Kita memberikan bibit tanaman, sehingga hutan tetap hijau dan sejuk. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menurunkan dan mengendalikan peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer yang menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim,” terangnya.

Sementara itu, Jarwanto, salah satu tokoh masyatakat sekitar mengatakan, mengantisipasi terjadinya kekeringan,  masyarakat melakukan penanaman pohon. Terutama pohon yang bernilai produktif.

Baca juga: Aksi Nyata Jumat Bersih, DLH Sragen Ajak Warga Kerja Bakti Bersihkan Sampah

Dikatakannya, selain mendapat bantuan bibit dari DLH,  kalangan pengusaha serta masyarakat umum lain dan  perguruan tinggi, pihaknya juga melakukan proses pembibitan sendiri. “Ini kita lakukan agar Banyu Urip lebih hijau, iklim juga semakin sejuk,”katanya.

Dalam menjaga kelestarian hutan, tambahnya, tudak dapat dilakukan sendiri. “Diperlukan kolaborasi dengan semua pihak. Semua harus terlibat, sehingga tidak terjadi kerusakan lingkungan,” pungkasnya. (ADV-01)

Exit mobile version