26 C
Semarang
, 26 December 2024
spot_img

Pondok Dondong Mangkang, Sejarah dan Peran dalam Masyarakat Modern

Semarang, Jatengnews.id – Pondok Pesantren Luhur, atau yang dikenal sebagai Pondok Dondong Mangkang, terletak di Jalan Dondong, Wonosari, Ngaliyan, Kota Semarang.

Pondok ini merupakan salah satu pondok tertua di Jawa Tengah, dengan sejarah yang kaya, termasuk pernah menjadi persinggahan Sultan Agung saat berperang melawan VOC di Batavia.

Baca juga: Sejarah Hotel Dibya Puri Semarang, Kesaksian Pegawai Terakhir di Tengah Kebangkitan dan Kejatuhan

Saat ini, Pondok Dondong Mangkang berfungsi sebagai tempat bagi para perantau yang ingin bekerja dan belajar agama.

Biaya bulanan yang terjangkau, sekitar Rp 130 ribu, menjadikannya alternatif yang lebih ekonomis dibandingkan dengan kos-kosan di sekitarnya. Banyak santri yang kuliah sambil bekerja di berbagai sektor.

Pengurus Pondok Pesantren Dondong asal Kendal, Ifan Fahrudin (22) mengaku, sangat senang bisa bermukim dan menjadi santri di pondok pesantren yang memiliki sejarah heroik.

“Menurut saya pondok ini termasuk pondon yang menolong, untuk menolong orang yang seperti ingin bekerja, dari pada di kos-kosan sepeti itu mungkin bisa tinggal disini, ikut ngaji disini,” ucap Mahasiswa UIN Walisongo Semarang tersebut, saat ditemui Jatengnews.id Rabu (23/10/2024).

Baca juga: Sejarah Singkat Eyang Cokrojoyo Kanjeng Sunan Geseng di Sragen

Sejarah pondok ini berkaitan dengan Kyai Syafi’i Pijoro Nogoro, seorang panglima perang yang mendirikan pondok pada abad ke-16. Setelah berpindah dari lokasi awalnya yang rawan banjir, pondok ini terus berkembang di bawah kepemimpinan generasi ketujuh, Kyai Tobagus Mansur.

Pondok ini juga memiliki peran penting dalam perlawanan terhadap penjajahan.

Melalui kisah dan perjuangan para pendahulu, Pondok Dondong Mangkang tetap menjadi tempat belajar dan berkumpul bagi mereka yang ingin menimba ilmu agama sambil mencari nafkah.(kamal-02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN