Beranda Ekonomi Pujasera Energi : Denyut Perekonomian Warga Pesisir yang Tak Pernah Berhenti Berdetak

Pujasera Energi : Denyut Perekonomian Warga Pesisir yang Tak Pernah Berhenti Berdetak

Kampung Kuliner Pujasera Energi di Kelurahan Tambakharjo Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang, Jumat (18/10/2024). (Foto : Alif Nazzala Rizqi)

EBT yang diterapkan di Kampung Kuliner Pujasera Energi, mampu menghemat penggunaan listrik PLN sangat membantu perekonomian warga,”

Semarang, Jatengnews.id – Lantunan adzan dan mentari yang masih malu-malu menampakkan sinarnya, menjadi pertanda bagi Kuswati (48) seorang pedagang di wilayah Tambakhajo Semarang untuk memulai hari.

Matahari belum juga tinggi namun Kuswati bersama suaminya sudah mulai bergegas menuju pasar untuk membeli berbagai bahan mentah yang akan diolah menjadi masakan nantinya. 

Baca juga : Pertamina Dukung Dinas Perdagangan Sidak Laundry di Kota Semarang

Setelah selesai berbelanja Kuswati mulai memasak di tempat biasa ia berjualan yakni Pujasera Energi yang berada tepat disamping Kelurahan Tambakhajo. Sekira pukul 09.00 WIB ia mulai berjualan menjajakan berbagai kuliner khas Semarang. 

Salah satu pedagang di Pujasera Energi Kuswati saat menunjukkan dagangan miliknya, Jumat (18/10/2024). (Foto : Alif Nazzala Rizqi)

“Di warung saya tersedia berbagai kuliner khas Semarang mulai lontong petis sampai gulai kepala ikan manyung. Harganya pun cukup murah mulai dari Rp10.000 untuk lontong petis dan Rp20.000 untuk satu porsi kepala ikan,” ujarnya, Jumat (18/10/2024).

Sudah lebih dari dua tahun Kuswati berjualan di Pujasera Energi sebuah tempat yang dibangun oleh Pertamina untuk memajukan UMKM di wilayah Tambakharjo Semarang. 

Menurutnya, kehadiran Pujasera Energi sangat membantu perekonomian keluarga kecilnya. Pasalnya, sehari-hari Kuswati suami dan kedua anaknya menggantungkan hidup dengan berjualan di Pujasera Energi.

“Saya secara pribadi mengucapkan terimakasih banyak kepada Pertamina karena diperbolehkan berjualan di Pujasera Energi ini, untuk ongkos sewanya pun cukup murah hanya Rp100.000 per bulan (sudah termasuk bayar listrik, air dan kebersihan),” ujarnya. 

“Pada waktu itu (tahun 2018), ada sekira 31,09 persen warga yang hidup di garis kemiskinan dari total keseluruhan masyarakat sekira 1300 KK (Kartu Keluarga),” ungkap Dewangga Perwakilan Pengelola Development PT Pertamina Patraniaga Regional Jawa Bagian Tengah DPPU (Depot Pengisian Pesawat Udara) Ahmad Yani yang setiap tahunnya mengadakan pendampingan kegiatan CSR (corporate social responsibility) kepada masyarakat Tambakharjo Semarang Barat Kota Semarang.

Singkat cerita, pihak CSR membuat program yang bertujuan untuk mengembang ekonomi masyarakat dengan membawa nama kampung ini dari potensi kulinernya.

“Setelah dilakukan pemetaan sosial mendapati potensi dibidang kuliner ada 42 persen ketrampilan warga,” tuturnya.

Berjalannya waktu program-program dilakukan, dari mulai pelatihan, mentoring hingga evaluasi. Salah satu program yang dicanangkan ini, berupa Pujasera Energi yang diketahui berdiri diatas lahan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.

Bersamaan dengan program tersebut, Pemkot juga memiliki agenda yang sama berupa pujasera (program kampung tematik), sehingga terjadi program kolaboratif (CSR Pertamina, Pemkot, Undip Maju selaku akademisi).

“Pemkot bangunkan lahan dan bangunan permanen (lapak-lapak) pujasera, Pertamina menambahkan sarana-prasarana untuk menunjang kebutuhan para calon pedagang,” terangnya.

Bentuk dukungan yang diberikan salah satunya listrik dengan penerapan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang sesuai dengan kondisi geografis wilayah tersebut.

Bentuk penerapan EBT yang dimaksudkan yakni, pembangkit listrik tenaga angin (angin kencang saat penghujan) dan matahari (cuaca terik saat kemarau), sacara satu sistem yang baru ada di Kota Semarang pada tahun 2022 lalu.

“Mesuport energi listrik dalam hal energi terbarukan, supaya biaya usaha mereka bisa ditekan (berkurang),” katanya menyampaikan alasan dan harapan penggunaan energi terbarukan yang menurutnya cukup memiliki nilai ekonomi.

EBT Mampu Tekan 34 Persen Kebutuhan Listrik Pujasera Tambakharjo

Berdasarkan adanya penelitian mahasiswa dari salah satu kampus di Kota Semarang, Dewangga menyebutkan EBT yang diterapkan di Kampung Kuliner Pujasera Energi, mampu menghemat penggunaan listrik PLN (Perusahaan Listrik Negara).

Kiranya, angka penghemata penggunaan EBT mampu menekan sampai 34 persen, dalam bentuk nominal pembelian dengan variabel satu minggu full listrik PLN dan satu minggu gunakan listrik PLN dan EBT.

“Hasil risetnya, mensurvei kebutuhan listrik di pujasera ini, dari survei mereka ada Rp 50 ribu kebutuhan listrik perminggu. Yang bisa ditekan dari energi terbarukan ini adalah Rp 17 ribu perminggu (34 persen),” terangnya.

Merespon penelitian tersebut, pihaknya mewakili CSR Pertamina menyampaikan berkeinginan bisa memberikan dukungan hingga capai angka 70 persen, dengan menyesuaikan potensi di wilayah pesisir pantai utara ini.

Dukungan atau kemungkinan penambahan EBT yang ia anggap berhasil terbut berupa solar panel atau pembangkit listrik energi matahari. Menurutnya, energi angin yang saat ini diterapkan dirasa kurang evektif dan sering mengalami trobel baik permasalahan mekaniknya (maintenance) dan atau kebutuhan kecepatan udaranya.

Pemanfaatan EBT Untuk Kembangkan Ekonomi Warga Tambakharjo

Mangambil kacamata dari pemimpin kelurahan Tambakharjo yang membenarkan, bahwa masyarakatnya sempat mengalami permasalahan kemiskinan yang disebabkan oleh peralihan profesi atau pencarian mata pencaharian.

Pasca hadirnya Pujasera Energi yang menerapkan EBT ini, Lurah Tambakharjo Warsito menyampaikan, program tersebut cukup menguntungkan bagi masyarakat sekitar terkhusus permasalahan ekonomi.

“Sampai dia (CSR) membikinkan itu (EBT) untuk menarik konsumennya agar lebih tertarik datang, sehingga UMKM (Usaha MIkro, Kecil dan Menengah) juga bisa terangkat,”ujarnya saat ditemui dikantornya.

Ia mengaku cukup senang dengan adanya kolaborasi CSR ini, sehingga mampu secara perlahan mengakat perekonomian di Keluran Tambakharjo. “Sering event, terus pendapatan dari warga bertambah besar,” imbuhnya.

Warga kelurahan Tambakharjo memanfaatkan energi listrik untuk melakukan penanaman secara hidroponik, Jumat (18/10/2024). (Foto : Alif Nazzala Rizqi)

Saat disodorkan data bahwa energi terbarukan mampu menghemat listrik sebesar 34 persen, diriya menyatakan siap mendukung hingga sampai menekan 100 persen perihal kebutuhan listrik.

Kembali ke Pujasera Energi, salah seorang warga yang berjualan di lapak yang telah dibangunkan tersebut, Masroah (28) mengaku bersyukur dengan adanya program EBT dari CSR ini.

“Jualannya seblak, bakaran, bakso aci. Biaya sewanya tidak terlalu tinggi, tiga bulan ini gratis, dapat subsidi,” ulasnya.

Baca juga : Pertamina Sebut Konsumsi BBM dan LPG di Jateng dan DIY Alami Peningkatan

Ia menambahkan, menjadi cukup senang karena EBT bisa mendukug untuk menyalakan lampu, kebutuhan wifi, dan carging handphone atau sebagainya (gratis). (Alif Nazzala Rizqi)

Exit mobile version