27 C
Semarang
, 6 December 2024
spot_img

Homeless Media Jangan Jadi Penyebar Hoaks

Meningkatnya trend sosial media dan smartphone menimbulkan sebuah tren baru dalam masyarakat, yaitu trend citizen journalism atau yang kita kenal dengan istilah jurnalisme warga.

Semarang, JatengNews.id – Meningkatnya trend sosial media dan smartphone menimbulkan sebuah tren baru dalam masyarakat, yaitu trend citizen journalism atau yang kita kenal dengan istilah jurnalisme warga.

Fakta ini kemudian didukung dengan kemudahan internet dan teknologi yang memudahkan setiap orang untuk berbagi informasi atau megabarkan di media sosialnya masing-masing dengan menggunakan platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube untuk berbagi berita dan cerita lokal.

Poin penting itu tertuang dalam Workshop dan Pelatihan untuk Homeless Media dan Pers Mahasiswa se- Jawa Tengah yang diselengarakan di Kota Semarang, Jumat, 18 Oktober 2024.

Baca juga: IJTI Jateng Gelar Diskusi Jurnalisme Positif Menjaga Pilkada Damai 2024

Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya di media sosial.

Ahmad Faisol dalam sambutannya, mengatakan bahwa dalam konteks Indonesia, jurnalisme homeless media atau yang lebih dikenal dengan istilah jurnalisme warga telah menjadi bagian integral dari ekosistem media.

“Posisinya sekarang sudah menjadi bagian dari ekosistem media, maka jurnalisme warga ini juga harus mematuhi aturan dan memastikan bahwa informasi yang disampaikan adalah akurat dan dapat dipercaya” jelas Ahmad Faisol yang juga merupakan Direktur Medialink.

Menurut Program Manager Medialink Insight, posisi jurnalisme warga atau homeless media sampai saat ini masih debatable, apakah produknya masuk kategori sebagai produk jurnalistik atau bukan.

Baca juga: PPPKMI Jateng Gelar Workshop Implementasi Kawasan Tanpa Rokok di Perguruan Tinggi

“Hingga saat ini, eksistensi produknya jurnalisme warga belum secara penuh diakui oleh UU Pers. Fakta ini membwa kerugian kepada pemilik akunnya jika nanti ada informasi yang tidak valid menghadapi tuntutan dari pihak lain”, jelasnya.

Untuk itu menurut Leli, dalam kasus homeless media  seharusnya mereka pegiat media model ini harus lebih memperhatikan etika dan kaidah jurnalistik. Model penulisan yang hanya mengejar clickbait dan sensasional untuk menarik pembaca, atau penyajian data-data yang berpotensi hoaks agar dihindari.

“Pelatihan-pelatihan praktis untuk pegiat jurnalisme model ini terkait bagaimana menyajikan data akurat secara cepat dengan memphatikan validitas merupakan langkah positif untuk menciptakan komunitas media yang sehat,” tegasnya. (01)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN