31 C
Semarang
, 1 April 2025
spot_img

Warga Sragen Manfaatkan Kotoran Ternak dan Limbah Tahu Jadi Biogas

Warga Desa Banyu Urip, yang berada di Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, memanfaatkan kotoran ternak sapi menjadi biogas.

Sragen, JatengNews.id – Warga Desa Banyurip, yang berada di Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, memanfaatkan kotoran ternak sapi menjadi biogas.

Dampak positif yang dirasakan warga Sragen dari pengolahan kotoran sapi menjadi biogas adalah hemat pengeluaran setiap bulan.

Kepala Bidang Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sragen, Sungadi, Rabu (16/10/2024) menjelaskan, kotoran ternak mengandung bakteri Metanogenik yang menghasilkan gas Metan.

Menurut Sungadi, gas Metan ini merupakan senyawa yang mudah terbakar, sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan.

Baca juga: Buka Layanan di MPP, DLH Sragen Permudah Layanan Masyarakat

Alat penampung kotoran sapi ini harus terus diisi kotoran sapi setiap hari. Kotoran tersebut dicampur dengan air untuk mempermudah aliran menuju pipa yang menuju ke bak Digester hal in sebagai proses pembuatan biogas berlangsung.

Pada ujung Digester terdapat pipa untuk mengalirkan limbah hasil pemecahan bahan organik oleh bakteri anaerob, dan pada bagian tengah digester terdapat pipa kecil untuk mengalirkan gas yang dihasilkan.

“Api yang dihasilkan biogas juga sama dengan api pada umumnya. Bahkan, bau kotoran sapi tidak tercium saat api dinyalakan,” ujarnya.

Meski demikian, untuk menjaga alat pengolahan biogas tetap awet, harus sering membersihkan saluran pada alat uang digunakan.

“Pemanfaatan biogas dalam kehidupan sehari-hari kian populer karena pengolahannya yang cenderung mudah. Manfaat biogas dari kotoran sapi, misalnya dapat menggantikan ketergantungan energi tak terbarukan,” tambahnya.

Biogas dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, mencegah pencemaran air, tanah, dan udara, serta menjadi sumber energi terbarukan,” jelasnya.

Sugiman, salah satu warga mengaku sangat terbantu dengan biogas dari kotoran ternak ini. Warga tidak lagi memberi gas untuk keperluan rumah tangga.

“Ya, karena biogas ini bisa digunakan untuk memasak setiap hari. Sehingga hemat tidak mengeluarkan uang untuk beli elpiji,” ujar Sugiman, salah satu warga.

Limbah Tahu

Kembali lagi, Sungadi menuturkan, selain memanfatkan kotoran sapi, pihaknya juga mengembangkan biogas yang berasal dari limbah cair. Seperti, limbah yang dihasilkan dari produksi tahu.

“Limbah cair yang dihasilkan dari pengolahan tahu ini, diproses melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah atau IPAL, sehingga menghasilkan gas,” terangnya.

Warga bersama DLH Sragen mengecek lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Biogas Tahu yang ada di Desa Miri Sragen. (Foto: dok)

Pengolahan limbah tahu ini, lanjutnya, dikembangkan di Desa Jeruk, Kecamatan Miri, melalui kerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Warga Desa Jeruk, Kecamatan Miri juga memanfaatkan limbah cair pengolahan tahu menjadi biogas. Pengolahan tahu, akan menghasilkan limbah padat dan cair. Limbah padat digunakan untuk makanan ternak.

Sedangkan limbah cair, akan diolah menjadi biogas yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Dalam proses pengolahan tahu, pasti menghasilkan limbah. Baik limbah padat maupun limbah cair. Agar tidak mengganggu masyarakat dan mencemari lingkungan, limbah cair ini kemudian diolah menjadi biogas yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Sungadi.

Baca juga: Kurangi Pasokan Sampah di TPA Tanggan, DLH Sragen Bentuk Desa Mandiri Sampah

Dalam hal pengolahan limbah cair ini, DLH Kabupaten Sragen, memberikan dukungan berupa sarana dan prasarana pembagunan IPAL limbah tahu. Setelah melalui proses, limbah cair, air limbah tahu menjadi bersih dan sesuai dengan baku mutu. Sehingga tidak mengganggu lingkungan.

Samino, salah satu warga sekitar mengungkapkan, sejak adanya pengolahan limbah cair pengolahan tahu menjadi biogas, sangat membantu masyarakat. Selain memanfaatkan biogas, warga juga mendapat bantuan berupa kompor gas dari KLHK.

“Sangat membantu. Biaya kebutuhan juga berkurang. Warga tidak lagi membeli gas yang dijual secara umum,”pungkasnya. (ADV-01)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN