Beranda Headline Ribuan Warga Padati Tugu Muda Peringati Pertempuran Lima Hari di Semarang

Ribuan Warga Padati Tugu Muda Peringati Pertempuran Lima Hari di Semarang

Peringatan Lima Hari di Semarang tepatnya di depan Museum Mandala, jalan simpang Tugu Muda Kota Semarang, Senin (14/10/2024). ( Foto : Kamal)

Semarang, Jatengnews.id – Ribuan warga padati Tugu Muda peringati Pertempuran Lima Hari di Semarang, Senin (14/10/2024) malam.

Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang dimulai dengan upacara dan teatrikal yang memerankan secarik rentetan peristiwa bersejarah tersebut.

Baca juga : Monumen Pertempuran Lima Hari di Semarang, Terabaikan dan Butuh Perhatian

Pemain teater yang memerankan Gubernur Wongsonegoro, Hafizh Fatchur Rahman menyampaikan, menyebutkan ada 120 orang pemeran yang ikut dalam teatrikal tersebut.

“Sekitar tiga minggu (latihan), dari berbagai sekolah di SMP-SMA di Kota Semarang dan dari teater Universitas Tujuh Belas Agustus,” ungkapnya kepada Jatengnews.id, Senin (14/10/2024).

Dirinya mengaku, memerankan sebagai Gubernur sudah 6 kali pertunjukan, hingga saat ini dirinya sudah menjadi alumni Teater Pitulas.

“Untuk naskahnya saat ini ada perubahan yang cukup signifikan dibanding sebelumnya. Kesannya cukup bahagia, karena ini sebuah upaya untuk anak-anak muda mengingat jasa-jasa para pahlawan yang sudah mendahului kita. Ini bukan hanya sebuah pentas, tapi ini adalah tugas negara,” terangnya.

Durasi teatrikal di simpang jalan Tugu Muda Kota Semarang ini, berdurasi sekitar 40 menit lamanya.

Sekretaris Daerah Jawa Tengah (Jateng), Sumarno menyampaikan, bahwa anak muda tidak boleh lupa dengan jasa para pahlawan yang telah lebih dahulu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, khususnya para pahlawan yang terlibat dalam ‘Pertempuran Lima Hari di Semarang’.

“Kita harus selalu ingat, sebagai modal untuk membangun bangsa ini,” ucapnya usai memimpin jalannya Upacara menggantikan Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana.

Kiranya, generasi muda yang saat ini tengah berproses, harus bersiap menyongsong masa depan untuk tetap mencintai bangsa ini.

“Nilai yang utama pasti nasionalisme, itulah nilai yang harus kita contoh,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu masyarakat yang hadir, Retno (52) mengaku, hampir setiap tahun menyaksikan peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang.

“Seneng setiap tahun kesini, terimakasih sama pahlawan. Ini saya juga mengajak anak saya untuk mengenalkan sejarah. Tapi menurut saya, tidak adanya suara meriam menjadi kurang khidmat,” terangnya.

Baca juga : Pengurus Baru Perbasi Kota Semarang Dilantik

Demikian informasi ribuan warga padati Tugu Muda peringati Pertempuran Lima Hari di Semarang semoga bermanfaat. (Kamal-03)

Exit mobile version