Jakarta, Jatengnews.id – Pemerintah mengakui kondisi imbas daya beli masyarakat terus turun Indonesia alami deflasi 5 bulan.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Moga Simatupang mengatakan daya beli yang menurun ini bisa dilihat dari banyaknya event besar yang pengunjungnya jarang membeli.
Baca juga : Sri Mulyani Ultimatum Pemda yang Palsukan Data Inflasi
“Terkait dengan daya beli maksudnya pengaruh ke deflasi ya karena memang kan event besar sekarang lagi menurun ya,” ujarnya dikutip dari Suara.com jaringan berita Jatengnews.id, Rabu (09/10/2024).
Penurunan daya beli ini, kata Moga, juga karena maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Sehingga, orang yang terkena PHK mengerem untuk berbelanja.
“Dengan demikian industri ini kan agak berkurang produksinya. Dampaknya ada beberapa terjadi PHK atau pengurangan jam kerja sehingga berdampak ke daya beli seperti itu,” beber dia.
Namun, Moga melihat, ada harapan daya beli bisa kembali meningkat. Hal ini terdorong dari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan libur panjang natal dan tahun baru.
“Kita berharap besok Pilkada dan juga Nataru akan normal kembali,” imbuh dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan Indonesia kembali deflasi pada September 2024.
BPS mencatat, pada September 2024 terjadi deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,06 pada Agustus 2024 menjadi 105,93 pada September 2024.
Baca juga : Jateng Alami Inflasi 0,05 Persen pada September 2024, Pemprov Terus Pantau Harga Pangan
Sementara itu, secara year on year (yoy) atau tahunan terjadi inflasi sebesar 1,84 persen dan secara tahun kalender ataupun year to date terjadi inflasi sebesar 0,74 persen. (03)