Beranda Daerah Angka PHK Jateng 2024 Capai 8.231 Pekerja, Boyolali Tertinggi

Angka PHK Jateng 2024 Capai 8.231 Pekerja, Boyolali Tertinggi

Kepala Bidang Hubungan Industri Disnakertrans Pemprov Jateng, Ratna Dewajati. (Foto:Ist)

Semarang, Jatengnews.id – Disnakertrans Pemprov Jawa Tengah (Jateng) mencatat ada 8.231 tenaga kerja yang mendapat pemutusan hubungan kerja (PHK) per tahun 2024.

Sebelumnya, diinformasikan dalam rilis Kementrian Ketenagakerjaan (Kemenaker) bahwa data PHK per 26 September mencapai 53.000 orang.

Dari jumlah angka PHK tersebut, dirinya menyebutkan bahwa Provinsi Jateng mengalami PHK tertinggi dengan angka 14.767 tenaga kerja.

Baca juga: Pemprov Jateng Buka 4.181 Lowongan PPPK Catat Syarat dan Tanggalnya

Angka tertinggi kedua PHK ini disusul Provinsi Banten berjumlah 9.114 dan selanjutnya disusul DKI Jakarta sejumlah 7.469 orang pekerja yang di PHK.

Data kemenaker tersebut, dibantah oleh Kepala Bidang Hubungan Industri Disnakertrans Pemprov Jateng, Ratna Dewajati, bahwa jumlah PHK tidak sampai angka 14 ribu.

“Dari januari tahun 2024 ini, tercatat sampai dengan akhir Agustus 2024 sebesar 11.950 dengan rincian yang PHK ada 8.231 pekerja dan yang dirumahkan ada 3.719 pekerja,” sebutnya saat ditemui awak media pada Selasa (1/10/2024) lalu.

Dirinya menyebukan bahwa angka yang 14 ribu sekian tersebut, bukan angka PHK namun keseluruhan yang di rumahkan, termasuk yang mau dipindahkan.

“Pekan depan kita juga akan ke Jakarta untuk klarifikasi lagi, semoga bisa dirubah (data kemenaker),” paparnya  saat ditemui di kantor Disnakertrans.

Sebutnya data terbesar dalam kasus PHK ini terjadi di Kabupaten Boyolali dengan jumlah kasus PHK.

“Paling tinggi ada di Boyolali 20,19 persen, kemudian kabupaten pekalongan 15,41 persen dan Kota Semarang 13,71 persen,” sebutnya angka tertinggi.

Adapun sektor yang tertinggi penyumbang PHK terbesar ada di industri grament yang mencapai 44,77 persen. “Kedua ada di manufaktur 25,71 persen kemudian lain-lai itu gabungan sisi perdagangan dan jas keuangan,” sebutnya.

Baca juga : Pemprov Jateng Peringati Hari Kesaktian Pancasila

Fenomena PHK massal ini, kira terjadi karena terdampak geopolitik perang Ukraina khususnya industri yang melakukan PHK terbesar yakni Garment.

“Kamudian, ternyata adanya hubungan tak baik China dan Amerika juga pengaruhi produk, orderan turun, ditambah kebijakan (barang) impor yang membanjiri pasar Indonesia, perang harga,” sebutnya. (Kamal-02)

Exit mobile version