Berawal dari usaha gadai pribadi di rumah, saat ini Sopiyana sukses menjadi agen Pegadaian dengan omset miliaran rupiah setiap bulannya. Hal ini tidak lepas dari kerja keras dan kepercayaan banyak orang atau nasabah
Waktu menunjukkan sekitar pukul 17.00 WIB sore, Rabu (18/09/2024), terlihat banyak kendaraan bermotor terparkir di depan ruko. Tepatnya di Jalan Raya Badakan, Bebengan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal.
Ruko dengan luas sekitar 3×6 meter tersebut ternyata menjadi tempat outlet atau kantor agen Pegadaian yang disewa oleh Sopiyana (36) tahun, yang setiap harinya digunakan untuk melayani warga melakukan gadai emas, jual-beli emas, nabung emas, daftar haji, kredit kendaraan bermotor dan lainnya.
Pantauan di lokasi hingga pukul 20.00 WIB malam, outlet yang diberi nama Agen Pegadaian Boja Wijayanti Store tersebut justru semakin ramai. Banyak nasabah melakukan transaksi seperti tebus emas, gadai emas ada juga yang menjual emas.
“Memang semakin malam disini semakin ramai mas, karena kebanyakan warga sini pulang kerja sore hari. Sedangkan Kantor Pegadaian UPC Boja sudah tutup sehingga larinya pada ke sini,” ujar Ian sapaan akrabnya saat ditemui JatengNews.id di sela-sela melayani nasabah.
Outlet yang sudah ada sejak tahun 2020 dan keberadaannya persis di depan Kantor Pegadaian UPC Boja ini memang sengaja dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB pagi hingga tutup pukul 21.00 WIB malam. Bahkan hari libur atau tanggal merah juga tetap dibuka.
“Jadi tempat ini sengaja saya buka setiap hari bahkan hari libur buka. Karena pada saat hari libur atau tanggal merah justru ramai dan banyak nasabah kesini,” ujar Ian yang kebetulan punya nama singkatan Inshan Agen Pegadaian.
Hal itu yang dirasakan oleh Sriyati (35) tahun. Ibu yang setiap hari bekerja di pabrik ini mengaku senang dengan adanya outlet Agen Pegadaian milik Mas Ian. Sebab dengan adanya tempat ini masyarkat merasa terbantu ketika ada kebutuhan yang mendadak.
“Kebetulan malam ini ambil tiga barang berupa emas muda. Kemudian satu barang saya gadai lagi dengan nilai jual Rp 870 ribu,” ujar Ibu Sri yang beralamat di Dusun Ngularan RT 01 RW09 Kelurahan Ngabean Kecamatan Bojo Kabupaten Demak saat ditanya JatengNews.id, Rabu (18/9/2024) malam di sela-sela melakukan transaksi.
Kemudahan mencari pinjaman uang juga dirasakan oleh Sri Wahyuningsih (40) tahun. Saat ditanya, dirinya datang ke sini untuk menebus emas yang sudah digadai beberapa bulan lalu, berat 11 gram dengan ukuran 18 karat senilai Rp 6 juta lebih.
“Jadi malam ini saya datang untuk menebus emas senilai Rp 6 juta lebih. Alhamdulillah dengan adanya outlet Agen Pegadaian ini saya benar-benar terbantu. Jadi untuk pinjam uang sekarang tidak sulit, langsung datang ke sini bawa emas pulang bawa uang,” ujarnya kepada JatengNews.id
Awal Perjalanan Karir
Bisa disebut orang yang berhasil dan sukses tentunya dibutuhkan kesabaran, kegigihan dan kerja keras selama menjalani usaha yang ditekuninya selama ini termasuk menjadi agen Pegadaian.
Ian mengatakan, sebelum sukses menjadi agen Pegadaian melalui UPC Boja Kendal Cabang Kantor Pegadaian Ngaliyan Kota Semarang dirinya pernah bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Korea selama 5 tahun.
“Waktu itu lulus SMA tahun 2010, langsung berangkat ke Korea sampai tahun 2015. Pulang dari Korea ke Indonesia bersama istri membuka usaha air minum isi ulang,” ujar Laki-laki Kelahiran Kendal, 21 Desember 1988.
Berjalannya waktu, Bapak 3 anak ini mengaku, yang namanya usaha pasti kadang ada kurangnya modal. Akhirnya dirinya pergi ke Pegadaian untuk meminjam uang buat tambahan modal.
“Jadi saya itu sejak mulai 2015 berangkat dari seorang nasabah Pegadaian dan akhirnya menjadi nasabah aktif Pegadaian karena seringnya tebus dan gadai barang,” katanya.
Ia juga bercerita, waktu itu yang namanya di desa atau kampung, ketika ada orang pulang kerja dari luar negeri, banyak Image (pandangan) orang pasti bawa uang banyak. Dari pandangan itu, banyak orang datang meminjam uang dan meninggalkan surat seperti BPKB, ada juga kendaraan sepeda motor bahkan mobil.
Tapi setelah berjalannya waktu, yang namanya pakai sistem gadai pribadi, dirinya merasa rugi. Kenapa rugi?, karena waktunya pembayaran atau penebusan barang justru tidak dibayar.
“Mau dijual juga tidak bisa. Bahkan saya masih nyimpan surat yang belum diambil sejak 2015.” jelas Ian.
Berangkat dari pengalaman tersebut kemudian dirinya sudah tidak mau lagi membuat pinjaman dengan sistem gadai pribadi. Ia maunya ke Pegadaian. Sehingga semua barang larinya atau masuk keluarnya ke Pegadaian.
“Jadi kalau jadi agen keuntungannya lebih aman. Sehingga ketika barang tidak diambil pun tidak masalah karena tidak ada beban. Makanya untuk sistem saya memilih ke Pegadaian,” ujar Ian yang awalnya mengaku melakukan sistem gadai di Pegadaian dimulai dari keluarga terdekat, baik orang tua dan saudara.
Singkat cerita pada tahun 2018, Kantor Pegadaian memberikan informasi bahwa ada program pendaftaran menjadi agen Pegadaian.
“Karena saat itu tahun 2015 memang belum ada programnya. Akhirnya di tahun 2018 diajak untuk gabung. Namun waktu itu hanya bisa jadi agen Pembayaran yang gunanya untuk membayar-bayarkan produk Pegadaian atau mereferelkan barang hingga tahun 2020,” tambahnya.
Dirinya mengaku pertama menjadi agen Pembayaran, memang waktu itu orang masih ragu dan belum familiar soal Pegadaian. Jadi dirinya masih ingat betul saat itu benar-benar masih awam banget tentang agen, orang juga mengenal agen ya di Pengadaian. Tapi berkat kerja keras dan support dari teman-teman untuk membantu promosi, akhirnya omset naik.
“Waktu itu sekitar tahun 2020 masih saat Covid, alhamdulillah saya bisa menjadi agen Gadai sendiri karena mungkin tingkatannya lebih dan transaksinya semakin banyak,” tegas Ian yang mengaku dalam sebulan bisa mencapai omset Rp 1-2 miliar lebih.
Pendampingan
Sebelum mendapat kepercayaan dari masyarakat, banyak tantangan dan lika-liku yang harus dihadapi ketika awal-awal menjadi agen Pegadaian dan akhirnya bisa sukses dan mendapat penghargaan tingkat nasional di Jakarta.
Ian mengatakan, kesuksesaan dan kepercayaan masyarakat meningkat tidak lepas dari pendampingan dari PT Pegadaian sejak dipercaya menjadi agen Pegadaian. Selama menjadi agen, banyak diajarkan ilmu dan sering diikutkan pelatihan.
“Karena sudah lama menjadi agen dan akhirnya sampai dikasih ilmu dan juga mendapatkan sertifikasi. Alhasil saat ini saya bisa menaksir emas sendiri tepatnya sejak tahun 2022 hingga sekarang,” tambah Ian yang saat ini dibantu 3 karyawan dan sering diundang menjadi pembicara.
Saat ini omsetnya tidak hanya puluhan juta tapi sudah miliaran rupiah. Kadang dalam satu bulan sudah mencapai 1 sampai 2 miliar. Sehingga cita-cita ingin kembali bekerja di luar negeri sudah tidak ada lagi. Di sini sudah cukup dan lebih.
“Sampai hari ini saja tanggal 18 September 2024 sudah mencapai Rp 1.2 miliar,” tegas Ian yang sudah punya omset Rp 10 miliar lebih sejak awal tahun 2024 dan akhirnya mendapatkan reward (penghargaan) dari Kantor Pegadaian Pusat di Jakarta.
Dirinya mengaku sangat bersyukur bisa menjadi agen Pegadaian, walaupun pernah vakum juga sebelum Covid-19 hampir setengah tahun dan bekerja di tempat lain. Seperti bekerja di pabrik, jual wallpaper, pasang wallpaper ke rumah-rumah, jual air minum, usaha wifi dan menjadi agen Brilink dan lainnya.
“Namun ketika saya bekerja di tempat lain saya juga sekaligus mempromosikan soal gadai ketika belum seramai ini,” tambah Ian menceritakan kisahnya sebelum menjadi agen Pegadaian.
Tetapi, dirinya mengaku, saat ini untuk membagi waktu juga susah karena bener-benar ramai permintaan atau banyaknya nasabah yang datang ke outlet bahkan datang ke rumah untuk melayani nasabah yang beralamat di Dusun Bleder RT02 RW06 Desa getas Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal.
“Saat ini nasabah saya sudah menjangkau banyak wilayah, yang dulunya hanya tetangga terdekat, terus meluas ke RT, RW, kelurahan dan Kecamatan. Saat ini sudah ada nasabah yang ada di Weleri Kendal Kota bahkan ada juga dari Tugu Kota Semarang,” jelas Ian yang mengaku saat ini dapat laba bersihnya Rp 25 juta hingga Rp 30 juta setiap bulannya.
Hal serupa juga dirasakan agen dari UPC Pegadaian Bulakamba Brebes Cabang Kantor Pegadaian Tegal, Karwipah (35) tahun. Sejak bergabung menjadi agen Pegadaian 2018 dan mendapat pendampingan, omset terus meningkat.
“Saya rata-rata dalam sebulan bisa menghasilkan omset 2 sampai 3 miliar. Di tahun ini dari Januari sampai pertengahan September sudah mencapai Rp 20 miliar lebih,” ujar Mbak Anis sapaan akrabnya saat dihubungi Jatengnews.id, Jumat (20/9/2024) malam.
Keberhasilan ini kata Anis tidak lepas dari usaha kerja kerasnya yang terus mempromosikan dirinya sebagai agen Pembayaran Resmi Pegadaian khususunya di lingkungan sekitar. Selain itu juga mempromisikan lewat dunia maya atau sosial media.
“Selain jemput bola ke rumah-rumah warga, saya juga mempromosikan menjadi agen lewat sosial media seperti, Instagram, WhatsApp dan Facebook,” ujar Anis yang beralamat di Desa Grenting RT01 RW 09 Kelurahan Grenting Kecamatan Bolakamba Kabupaten Brebes.
Perempuan kelahiran, Brebes 4 Maret 1989 mengaku, bangga dan senang bisa menjadi agen Pembayaran di Pegadaian. Karena selain manjadi agen, usaha-usaha lainnya juga menunjang seperti jualan kosmetik dan toko pakaian.
“Alhamdulillah saya sangat berterima kasih, semakin banyak omsetnya semakin banyak bonusnya. Selain itu juga bisa menambah banyak saudara dan membantu banyak orang yang membutuhkan pinjaman,” ucap Anis yang mengaku rata-rata mendapakan laba bersih Rp 25 juta sampai Rp 50 juta setiap bulannya dan punya 3 karyawan.
Tangan Panjang Pegadaian
Berkat adanya agen Pegadaian yang merupakan tangan panjang Pegadaian, tentunya harapannya adalah setiap agen bisa terus meningkatkan jumlah omset atau point setiap harinya.
Penaksir Pegadaian Cabang Ngaliyan Kota Semarang Feby Lestari mengatakan, peran agen Pegadaian sangat penting bagi kantor cabang. Jadi agen Pegadaian merupakan kepanjangan tangan dari kantor Pegadaian untuk bertransaksi produk-produk Pegadaian.
“Hal ini bertujuan memudahkan masyarakat untuk melakukan gadai selain itu juga meningkatkan jumlah omset para agen yang ada di Kantor Cabang Pegadaian,” ujar Feby saat ditemui Jatengnews.id, Selasa (17/9/2024).
Kenapa ini membantu, kata Feby, jika Kantor Pegadaian Sabtu dan Minggu tutup dan malam tutup. Bisa ditransaksikan di agen-agen cabang yang ada di seluruh Indonesia.
“Jadi awalnya hanya sebagai transaksi perpanjang tebus gadai. Berawal dari Covid -19 itu mengharuskan cabang atau unit buka pukul 09.00 WIB pagi sampai pukul 14.00 siang,” ujar Feby yang punya binaan agen salah satunya Ian UPC Pegadaian Boja.
Sementara, Pemimpin PT Pegadaian Kanwil XI Semarang, Edy Purwanto melalui Kepala Bagian Jaringan dan Distribusi Layanan Pegadaian Kanwil XI Semarang Niken Pratiwi mengatakan, ada 3 klasifikasi Agen Pegadaian yaitu Agen Pemasaran, Agen Pembayaran dan Agen Gadai. Untuk Benefit yang didapat berupa fee agen tergantung dari produk yang berhasil di jual oleh agen.
“Jadi siapapun bisa jadi agen Pegadaian, baik yang berstatus ibu rumah tangga, mahasiswa, pegawai sampai pensiunan,” ujar Niken saat ditemui Jatengnews.id di Kantornya beralamat Jl Ki Mangunsarkoro No .7. Karangkidul, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang Selasa (17/9/2024) siang.
Menurut Niken, dengan menjadi agen Pegadaian, calon agen bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat, menambah jumlah pelanggan juga mendapatkan penghasilan tambahan.
“Para agen Pegadaian juga terdapat membership level agen Pegadaian, mulai dari basic hingga emerald dengan benefit berupa fee tambahan yang bisa digunakan untuk bertransaksi,” tambahnya.
Adapun fasilitas yang akan didapatkan ketika menjadi agen yakni berupa branding agen Pegadaian dan pendampingan dari petugas agen Pegadaian maupun dari tim outlet Pegadaian dan juga mendapatkan program atau reward yang dibuat khusus untuk agen Pegadaian.
Untuk saat ini jumlah agen binaan Pegadaian Kanwil XI Semarang yang memiliki luas area mulai dari Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Purwokerto, Tegal dan Pati per 17 september 2024 sebanyak 13.571 agen.
“Dengan adanya agen Pegadaian, masyarakat bisa mendapatkan layanan di bidang keuangan dengan aman, dekat dan semakin mudah,” harap Niken. (Shodiqin)