Semarang, Jatengnews.id – Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Undip, dokter Yan Wisnu membenarkan adanya penarikan iuran mencapai puluhan juta, yang ramai di media sosial sebagai bentuk pemalakan, Sabtu (14/9/2024).
Dokter Yan Wisnu menyebutkan, sebelumnya dirinya pernah membuat edaran bagi para mahasiswa FK Undip termasuk Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) boleh menarik iuran tapi tidak boleh lebih dari Rp 300 ribu.
Baca juga: Tim Pengabdian FH Unnes Ajak Santri Tingkatkan Literasi Investasi Platform Media Investasi Digital
Namun kenyataannya, dirinya menemukan adanya iuran yang mencapaia puluhan juta tersebut dan kiranya hal tersebut bisa berpotensi sebagai bentuk bullying atau perundungan.
“Jadi mereka itu, di anestesi lah, kita ngomong di anestesi aja. Di semester satu (pertama) mereka per bulan, mereka lebih kurang Rp 20 juta sampai Rp 40 Juta,” ucapnya kepada Jatengnews.id pada Jumat (13/9/2024) kemarin.
Iuran tersebut, dilakukan selama semester pertama atau selama enam bulan dirinya menjadi mahasiswa baru di spesialis anestesi.
“Ketika mereka semester dua giliran semester satu lagi, jadi dokter Risma sudah nggak itu lagi (iuran),” ujarnya saat di gedung FK Undip.
Kiranya nominal tersebut memang ada rinciannya untuk kebutuhannya seperti makan selama praktik.
“Ini di anestesi, range nya itu 7, 10 belasan, engga sampai 15 tapi, per semesternya,” sebutnya jumlah mahasiswa PPDS anestesi setiap angkatannya.
Saat ditanya kenapa ada aturan batas iuran atau tidak di lakukan pelarangan secara total, kiranya iuran tersebut untuk keberlangsungan mereka melakukan kegiatan non akademik atau bisa disebut ekstrakulikuler.
Baca juga: Menkes Budi Tanggapi Hoaks Kasus Dugaan Perundungan PPDS Undip
“Kalau di nol kan (iurannya) berarti mereka tidak ber ekstrakulikuler. Karena tidak ada biaya untuk ekstrakulikuler tidak masuk di komponen-komponen dan tidak ada dana dari fakultas yang bisa saya ambil dari situ dan itu hanya toleransi saja,” jelasnya.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago dan Direktur Layanan Operasional RSUP Dr. Kariadi, dokter Mahabara Yang Putra, dirinya mengakui adanya perundungan dikampusnya.(Kamal-02)