Beranda Ekonomi Aset Perbankan di Jawa Tengah Tumbuh 6,33 Persen

Aset Perbankan di Jawa Tengah Tumbuh 6,33 Persen

Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah Sumarjono memberikan paparan dalam Kick Off dan Training of Trainer (ToT) Insan Penggerak Literasi dan Digitalisasi (Perintis) Keuangan” di Hotel Alana Solo, Kabupaten Karanganyar, Selasa (9/7/2024). (Foto : OJK)

Semarang, Jatengnews.id – Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jawa Tengah menilai kondisi sektor jasa keuangan di Provinsi Jawa Tengah di Semester I tahun 2024 dalam kondisi stabil dengan kinerja tumbuh positif didukung dengan likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga.

Kepala OJK Jawa Tengah Sumarjono menjelaskan bahwa total aset perbankan di Jawa Tengah posisi Juni 2024 tumbuh 6,33 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp595,51 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp545,26 triliun dan aset BPR Rp50,26 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,46 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp471,21 triliun.

Baca juga : Komisi X DPR RI  Apresiasi Kinerja PPDB dan Merdeka Belajar di Jateng

“Kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 5,25 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp426,01 triliun dengan risiko kredit sebesar 5,80 persen,” katanya dikutip Selasa (27/08/2024).

Ia menjelaskan aset Bank Umum di Jawa Tengah mencapai Rp545,26 triliun dengan pertumbuhan sebesar 6,76 persen (yoy). Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum di Jawa Tengah tercatat tumbuh sebesar 7,79 persen (yoy). Total Kredit Bank Umum di Jawa Tengah mencapai Rp387,81 triliun tumbuh sebesar 5,66 persen (yoy).

Hal yang perlu menjadi perhatian kita bersama adalah rasio NPL gross Bank Umum di Jawa Tengah sebesar 4,91 persen, namun demikian pencadangan kredit bermasalah cukup baik sehingga rasio NPL netto terjaga di angka 1,4 persen.  Kinerja intermediasi Bank Umum di Jawa Tengah terjaga dengan total Loan to Deposit Ratio (LDR) 89,66 persen.

Selanjutnya, Aset BPR/S di Jawa Tengah mencapai Rp50,26 triliun dengan pertumbuhan sebesar 1,85 persen (yoy). Dana Pihak Ketiga (DPK) BPR/S di Jawa Tengah tercatat tumbuh sebesar 3,89 persen (yoy) dan total Kredit BPR/S di Jawa Tengah mencapai Rp38,20 triliun tumbuh sebesar 1,31 persen (yoy). Hal yang perlu menjadi perhatian kita bersama adalah rasio NPL gross BPR/S di Jawa Tengah sebesar 14,80 persen.

“Total aset perbankan syariah di Jawa Tengah posisi Juni 2024 tumbuh 11,45 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp43,27 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 11,84 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp34,51 triliun. Adapun pembiayaan yang disalurkan tumbuh sebesar 13,59 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp30,77 triliun dengan rasio NPF sebesar 5,54 persen,” ujarnya.

Pada sektor IKNB per Juni 2024, Perusahaan Pembiayaan di Jawa Tengah mencatatkan peningkatan nilai piutang pembiayaan sebesar 9,44 persen yoy mencapai Rp32,71 triliun dengan NPF sebesar 2,97 persen. Namun demikian, modal ventura di Jawa Tengah mengalami penurunan penyaluran sebesar -16,27 persen yoy dengan total nominal sebesar Rp1,05 triliun. Selanjutnya aset Dana Pensiun di Jawa Tengah tumbuh sebesar 3,51 persen (yoy) mencapai Rp6,76 triliun.

Jumlah penyelenggara fintech peer to peer lending berizin OJK yaitu sampai dengan posisi 12 Juli 2024 sebanyak 98 penyelenggara yang terdiri dari 91 penyelenggara konvensional dan 7 penyelenggara dengan sistem syariah. Kinerja fintech peer to peer (P2P) Lending di Jawa Tengah tercatat tumbuh positif meningkat sebesar 27,08 persen yoy dengan outstanding pinjaman mencapai Rp5,27 triliun. TWP 90 P2P lending per Juni 2024  tercatat sebesar 2,69 persen  atau menurun dari tahun sebelumnya sebesar 2,96 persen.

Di sisi lain, Perusahaan Penjaminan di Jawa Tengah posisi bulan Juni 2024 mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,39 persen (yoy) jumlah nasabah sebanyak 489 orang dengan total penyaluran penjaminan sebesar Rp4,11 triliun. Industri Pergadaian di Jawa Tengah juga tumbuh sebesar 18,71 persen (yoy) mencapai Rp5,82 triliun.

Baca juga : Karhutla Capai 153 hektar di 2024, Sekda Jateng Minta Tingkatkan Kesiapsiagaan 

“Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Jawa Tengah tercatat memiliki jumlah LKM terbanyak secara nasional yakni sebanyak 112 LKM dengan penyaluran pinjaman yang diberikan mencapai Rp460 milliar atau tumbuh 6,01 persen (yoy) dengan jumlah aset sebesar Rp693 miliar tumbuh 16,50 persen (yoy),” katanya. (03)

Exit mobile version