Salatiga, Jatengnews.id – Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Jawa Tengah, Stefanus Handoyo, mengapresiasi langkah Pemprov Jateng yang menggelar Festival Jamu dan Kuliner, UIN Salatiga Kampus 3, pada 18-20 Agustus 2024.
Menurutnya, ajang tersebut adalah wujud dari pelestarian jamu sebagai warisan leluhur.
Baca juga : Tradisi Apitan di Desa Jamus Kabupaten Demak Berlangsung Meriah
Ia menyebut, kali terakhir ada Festival Jamu pada 2019 lalu.
“Setelah itu berhenti, dan baru tahun ini kita mulai. Ini sekaligus mendukung jamu sebagai warisan budaya dunia,” ujarnya dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng Senin (19/08/2024).
Dikatakan, setelah jamu ditetapkan menjadi warisan budaya takbenda (WBTb) oleh UNESCO, geliat konsumsi produk jamu kembali naik. Meski demikian, perlu banyak upaya untuk memasyarakatkan konsumsi jamu.
Ia berharap, kolaborasi Pemprov Jateng dengan pelaku usaha jamu, semakin solid. Hal itu tak lepas dari produk jamu di Jawa Tengah, yang sudah membudaya hingga akar rumput.
Pengurus Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI), Heri Susanto mengaku, ajang itu turut meningkatkan kepercayaan para pengusaha jamu. Karena, jamu sebagai produk budaya juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
“Kita apresiasi program dari Pemprov Jateng, terkait festival jamu dan kuliner ini. Festival untuk pelaku jamu eksposure produk di masyarakat. Ini menciptakan competitiveness, karena kita di sini bisa bertemu dengan pengusaha lain di luar PPJAI, bisa sharing dengan pelaku jamu lain. Dari situlah muncul ide kreatif produk baru,” jelasnya.
Baca juga : Dukung Program STROBERI Pemkot Semarang Manfaatkan Urban Farming
Hari mengaku, anggota PPJAI ada belasan produsen. Sedangkan, yang diproduksi mencapai ratusan produk jamu. (03)