Semarang, Jatengnews.id – Telah menjadi catatan sejarah bahwa Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kabar RI menyatakan kedaulatan negara, tentu tersebar di berbagai daerah tidak begitu saja.
Salah satunya dengan adanya surat kabar yang membawa berita proklamasi hingga sampai ke pelosok daerah.
Dalam sebuah pameran di Rumah Pohan Kota Lama Semarang, terlihat ada sebuah koran yang umurnya setara dengan RI merdeka yakni 79 tahun.
Baca juga: Kabar Gembira, Pemerintah Akan Update Data Penerima Pupuk Bersubsidi Tiap 4 Bulan
Dalam sebuah koran terbitan Sinar Baroe (milik orang Jepang) tersebut, menyebutkan dalam sebuah kalender Jepang, diterbitkan pada tahun 2605 atau jika di cocokan dengan kalender masehi menjadi 1945.
“Ini koran terbitan Semarang, pada waktu itu masih diduki Jepang dan koran yang terbit di Jawa tengah hanya satu ini Sinar Baru ini,” ungkap Ketua Panitia Pameran Koran Lama, johanes Christiono, Sabtu (10/8/2024).
Dalam koran yang ia tunjuk tersebut, terlihat mengabarkan sebuah berita kemerdekaan untuk para pembacanya.
“Pemerintah Republik Indonesia telah Lahir!,” isi kalimat salah satu judul dalam koran yang ditunjuk Johanes.
Selain itu, dalam pameran ini juga menampilkan sebuah surar kabar terbitan Jakarta milik penerbitan dari China juga mengabarkan kabar Kemerdekaan RI.
“Terbit pada tanggal 20 Agustus 1045 sama, bareng sama Sinar Baru,” dirinya menunjuk sebuah koran terbitan Kung Yung Pao.
Setelah berjalannya waktu, baru muncul koran yang milik rakyat iIndonesia yakni Warta Indonesia.
Pasalnya, dirinya melakukan pameran lantaran upaya dirinya ingin ikut merayakan HUT RI ke 79.
Dirinya juga menceritakan bagaimana para wartawan diera peralihan pemerintahan Jepang menuju kedaulat RI dulu.
“Waktu itu tidak ada koran yang boleh mengabarkan soal Kemerdekaan RI, namun ada dua koran yang melakukan pemeberitan secara sembunyi-sembunyi,” ungkapnya.
Seperti di Semarang, kabar kemerdekaan sendiri telah muncul tersebar melalui anak-anak sekolah menengah.
“Pada waktu itu yang menyebarkan adalah H. Hetami salah satu wartawan di Sinar Baru. Pada tanggal 17 malam dirinya membuat stensilan, tanggal 18 pagi diedarkan melalui anak sekolah menengah. Jadinya sekalipun jepang mengawasi dengan ketat tapi tetap kebobolan,” paparnya.
Baca juga: Sosok Pengganti Mbak Ita Masih Teka Teki
Kiranya, upaya ini iya sebut sebagai bentuk patriotisme para wartawan di era dahulu. “Mereka mengangkat senjata saja berani apalagi cuman menyebarkan berita,” ujarnya.
Selain memamerkan koran pembawa kabar Kemerdekaan, dirinya juga memajang puluhan koran lama yang usianya mencapai 2 abad.
“Ini koran tertua terbitan Belanda, terbit tahun 1818, sebenarnya koran ini telah melakukan penerbitan sejak tahun 1811 di Indonesia,” ungkapnya menunjuk koran Batabiasche. (Kamal-02)