Beranda Politik Elektabilitas Rendah dan Dukungan Kurang, Posisi Dico di Pilwakot Semarang Tidak Aman

Elektabilitas Rendah dan Dukungan Kurang, Posisi Dico di Pilwakot Semarang Tidak Aman

Pengamat politik UIN Walisongo Semarang, Kholidul Adib (tengah) ketika FGD bersama Fomos Selasa (6/8/2024). (Foto:ist)

Semarang, Jatengnews.id  – Pengamat politik UIN Walisongo Semarang, Kholidul Adib mengatakan, posisi Dico M Ganinduto pada kontestasi Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2024 belum aman.

Hal ini karena Bupati Kendal tersebut memiliki elektabilitas yang rendah serta dukungan partai politik juga masih kurang.

Baca juga: Survei Pilwakot Semarang: Elektabilitas Yoyok Sukawi Kalahkan Mbak Ita

Mengacu pada simulasi terbuka atau top of mind hasil survei lembaga Indo Barometer, tingkat elektabilitas Dico di Pilwakot Semarang 2024 sebesar 2,8 persen, masih berada di bawah tiga kandidat lainnya.

Posisi pertama Anggota DPR RI AS Sukawijaya alias Yoyok Sukawi dengan elektabilitas 16,5 persen. Kemudian Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu 11 persen, disusul Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, Ade Bhakti Ariawan 6,3 persen.

Sementara itu dari segi dukungan, kursi parlemen partai politik pengusung Dico Ganinduto juga masih kurang. Saat ini baru dua partai yang menyatakan mendukung Dico, yaitu Golkar dan PSI dengan total perolehan sembilan kursi.

Menurut Kholidul Adib, kurangnya kursi partai pengusung ini membuat posisi Dico di Pilwakot Semarang 2024 belum aman. Bahkan jika tidak ada partai yang akan merapat, maka kader Partai Golkar itu tidak bisa mendaftar sebagai calon wali kota.

“Nasib Dico yang baru diusung Golkar dan PSI baru sembilan kursi gak aman. Dia harus gabung ke partai lain, kalau enggak Golkar dan PSI bisa tidak terlibat dalam proses Pilkada,” ujarnya usai FGD “Membaca Peta Politik Jelang Pilwakot Semarang 2024 Jilid 3” Forum Media Online Kota Semarang (FOMOS) di Hotel Neo Candi, Selasa (6/8/2024) siang.

Dia melanjutkan, yang berperan besar dalam kontestasi Pilwakot Semarang ialah Partai Gerindra. Arah dukungan Gerindra sangat menentukan berapa poros atau berapa pasangan calon yang bertarung di Kota Semarang.

Jika Gerindra akhirnya merapat ke Koalisi Semarang Maju yang mengusung Yoyok Sukawi, maka otomatis Golkar dan PSI tidak bisa mengajukan Dico Ganinduto. Bahkan kedua partai tersebut bisa lari dan mendukung Yoyok Sukawi.

“Kalau Gerindea sudah ke Yoyok maka PSI dan Golkar kemungkinan besar juga akan ke Yoyok. Nah sehingga ada dua poros KIM (Koalisi Indonesia Maju) plus pengusung Yoyok dan poros PDIP,” beber Adib.

Baca juga: Pilwalkot Semarang Mulai Mencair Sejumlah Partai Berebut Tahta PDIP

Menurut dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo tersebut, saat ini dinamika politik masih sangat cair. Partai-partai yang ada di Kota Semarang masih intens menjalin komunikasi.

Namun jika pada akhirnya nanti Gerindra memutuskan berlabuh ke Koalisi Semarang Maju, maka kemungkinan Yoyok Sukawi akan melawan kandidat yang diusung PDIP.

“Cuma sampai hari ini lobi-lobi semua. Kalau terjadi dua poros sangat mungkin kalau upaya Yoyok melobi Gerindra berhasil. Kalau bergabung dengan Yoyok, berarti ada tujuh partai bergabung, total ada ada 27 kursi,” ungkap Adib.(02)

Exit mobile version