Semarang, Jatengnews.id – Sosok kader Partai Golkar, Dico M Ganinduto yang digadang-gadang maju di Pilwalkot Semarang ternyata medannya tak semulus yang dibayangkan.
Pertama kali nama Bupati Kendal, Dico muncul menjadi bakal calon Pilwalkot Semarang, sosoknya digadang-gadang bakal maju dengan kapal besar yakni menggerakan partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Namun saat ini Dico baru mendapatkan dua rekomendasi yakni dari PSI dan Partainya Golkar yang jika dijumlah memiliki 9 kursi. Koalisi dua partai tersebut, jika ingin maju pilwalkot masih membutuhkan 1 kursi lagi.
Baca juga: Yoyok Sukawi Hadiri HUT ke 67 SMPN 5
Jika melihat dinamika politiknya, situasi tersebut sudah meleset jauh dari prediksi. Hal itu dikarenakan, Partai Demokrat yang juga bagian dari partai KIM terpantau telah memiliki sosok tersendiri untuk maju Pilwalkot.
Sosok yang dimaksudkan, yakni Yoyok Sukawi yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPR RI. Nama Yoyok, saat ini telah mendapatkan dukungan dari 6 partai dan dua diantaranya dari partai KIM yakni Partai Demokrat dan PAN.
Adapun partai yang diluar dari KIM yakni, PPP, PKB, PKS dan Nasdem. Menurut Pangamat Politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Wahid Abdulrahman menyatakan, koalisi Yoyok lebih kuat dibandingkan Dico karena telah memiliki 20 kursi untuk maju Pilwalkot.
“Mas Yoyok hampir pasti ya (maju Pilwalkot) karena secara perhitungan presentasi kursi dan koalisi partai sudah melebihi. Tapi kalau Mas Dico belum bisa menyimpulkan apakah kemudian bisa running atau tidak karena baru Golkar dan PSI,” ujarnya Kamis (1/8/2024) kemarin.
Petanya, jika Golkar dan PSI ingin maju dalam Pilwalkot dengan mengusung nama Dico, tentu masih membutuhkan satu partai koalisi lagi. Sementara sampai hari ini, yang belum memberikan rekomendasi atau menyatakan dukungan kepada salah satu calon tinggal 2 partai besar di Kota Semarang yakni PDIP dan Partai Gerindra.
Wahid memaparkan, nasib Dico ini tinggal di tangan Partai Gerindra karena PDIP dirasa bakal mengusung sosok dari partainya sendiri mengingat partainya mampu mengusung secara mandiri untuk maju Pilwalkot Semarang.
“Nah kalau Gerindra nggak mau, pasti kesulitan Golkar ini, misalnya saja. Kalau misalnya lolos (Dico dapat rekomendasi Gerindra), maka bakal ada tiga gerbong, PDIP Mas Dico dan Mas Yoyok,” jelasnya.
Namun jika Gerindra tidak mau merapat ke Dico, berarti hanya muncul dua poros yakni koalisi Yoyok dan PDIP.
“Disini Gerindra menjadi semacam pemain kunci, apakag dua Paslin atau tiga paslon,” katanya.
Berpindah ke poros PDIP, yang menjadi basis di Kota Semarang ini, menurutnya kondisi tengah mengalami peralihan sosok lantaran incumbent Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu (Mbak Ita) terjegal KPK.
Mbak Ita diketahui, sebelumnya sempat memiliki elektabilitas tertinggi dalam Pilwalkot Semarang. “Kalau melihat dinamika tentu kita sebagai warga Semarang tetao harus mengikuti proses hukum ya sebelum ada keputusan daru KPK. Tapi dalam perspektif politik ini menjadi beban buat PDIP untuk tetap mencalonkan Bu Ita,” terangnya.
Baca juga: Gambar Kartun Yoyok Sukawi Hibur Masyarakat di Simpang Lima Semarang
Melihat situasi ini, meskipun PDIP punya kursi banyak dan mampu maju sendiri, tentunta pihaknya harus berfikir keras untuk mencari sosok baru dengan elektabilitas yang sama dengan Mbak Ita sebelum diperiksa KPK.
“Saya melihat bakal ada figur lain yang diajukan PDIP sebagai calon Wali Kota,” tandasnya. (Kamal-02)