Beranda Politik Jelang Pilwakot Semarang, Pengamat Politik Sebut Yoyok Sukawi Berpeluang Lebih Besar dari...

Jelang Pilwakot Semarang, Pengamat Politik Sebut Yoyok Sukawi Berpeluang Lebih Besar dari Calon Lain

Bacalon Wali Kota Semarang Yoyok Sukawi (Foto:ist)

Semarang, Jatengnews.id  – Anggota DPR RI, Yoyok Sukawi memiliki kans lebih besar untuk maju dan memenangkan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) atau Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwakot) Semarang dibanding calon lain, karena melihat banyaknya dukungan partai politik.

Pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Wahid Abdulrahman menjelaskan peluang Yoyok Sukawi di Pilwakot Semarang semakin terbuka lebar setelah enam partai politik (Demokrat, PKS, PKB, PAN, Nasdem, dan PPP-dengan total 20 kursi di parlemen) memutuskan mendukungnya maju menjadi calon wali kota.

Baca juga: Yoyok Sukawi Hadiri HUT ke 67 SMPN 5

Kondisi berbeda dialami Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, yang memutuskan maju di Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2024. Upaya Dico belum tentu berjalan mulus meskipun kader Partai Golkar tersebut telah direstui partainya dan mendapat dukungan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Pasalnya saat ini jumlah kursi dari koalisi Golkar dan PSI di DPRD Kota Semarang baru sembilan, masih kurang satu kursi untuk bisa mengusung calon wali kota. Wahid mengatakan, dengan jumlah kursi di parlemen dari PSI dan Golkar, secara ketentuan Dico belum bisa mendaftar sebagai calon wali kota apabila tidak ada partai lain yang merapat ke Koalisi Golkar dan PSI.

“Mas Yoyok hampir pasti ya, karena secara perhitungan persentase kursi dan koalisi partai sudah melebihi. Tapi kalau Mas Dico belum bisa menyimpulkan apakah bisa running atau tidak, karena baru Golkar dan PSI,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (1/8/2024).

Dia berkata, saat ini hanya ada dua partai parlemen yang belum menentukan sosok yang akan didukung, yaitu PDI Perjuangan (14 kursi) dan Partai Gerindra (tujuh kursi). Namun menurutnya, PDIP berpeluang membentuk poros baru karena secara kursi bisa mengusung sendiri tanpa harus koalisi dengan partai lain.

Sehingga dengan ini, maka langkah Dico Ganinduto berada di tangan Gerindra, akan berkoalisi dengan siapa. Jika Gerindra merapat ke barisan Yoyok Sukawi atau ke posor PDIP, maka Dico otomatis tidak bisa mendaftar sebagai calon wali kota Semarang.

Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip tersebut mengatakan, Gerindra akan menjadi pemain kunci dalam kontestasi Pilwakot Semarang. Jika partai berlambang kepala burung garuda ini nantinya mendukung Yoyok Sukawi, maka ada dua poros yang berpotensi bertarung. Tinggal PSI dan Golkar yang akan merapat ke Yoyok atau calon dari PDIP.

“Tapi sangat mungkin dua poros, jika Gerindra menjadi bagian dari koalisi Demokrat dengan Golkar dan PSI merapat ke Mas Yoyok, sehingga ada dua kandidat, Mas Yoyok dan calon dari PDIP,” kata Wahid.

“Saya melihatnya hari ini Gerindra jadi kunci, karena banyak yang sudah merapat ke Mas Yoyok. PKS sudah, PKB, Nasdem sudah, PDIP sebagai yang punya golden tiket sangat mungkin bisa mengusung sendirian dan pasti punya kader internal,” imbuh dia.

Sementara DPC Partai Gerindra Kota Semarang hingga saat ini belum menentukan arah politik untuk Pilwakot Semarang 2024. Ketua Desk Pilkada DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso mengatakan, pihaknya baru mendapat arahan dari Ketua DPD Gerindra Jateng, Sudaryono dalam konsolidasi persiapan Pilkada 2024, yang pada prinsipnya Partai Gerindra tetap mengambil peran dalam Pilkada Kota Semarang.

Baca juga: Gambar Kartun Yoyok Sukawi Hibur Masyarakat di Simpang Lima Semarang

“Kami tetap mengambil peran, apakah mencalonkan wali kota atau wakil wali kota. Jadi, mengutamakan kader untuk ikut berkontestasi di Pilkada 2024. Namun belum ada arahan koalisi ke mana,” jelas Joko, Kamis (1/8/2024).

Joko menyebut, peta politik di Kota Semarang sejauh ini masih ada tiga poros, yaitu Koalisi Semarang Maju yang telah deklarasi mengusung Yoyok Sukawi, Golkar-PSI yang mengusung Dico Ganinduto, dan PDI Perjuangan yang bisa mencalonkan calonnya sendiri tanpa koalisi. “Semua poros kita ada komunikasi. Posisi masih sama semua, masih memungkinan di tiga poros itu,” katanya.(02)

Exit mobile version