28 C
Semarang
, 5 December 2024
spot_img

Viral Anak-Anak Cuci Darah, Terjadi Juga di Jateng

Semarang, Jatengnews.id – Akhir-akhir ini, mulai muncul pemuda bahkan anak-anak yang sudah mengalami cuci darah seperti yang ada dalam konten viral yang ada dimedia sosial.

Seperti dalam konten Tiktok milik akun ‘Sahabat Pasien’ menyebutkan ada seorang anak beruasia 11 tahun yang mengalami gagal ginjal sehingga harus menjalani cuci darah selama dua kali dalam seminggu RSCM Kiara Jakarta Pusat.

Fenomena anak mengalami cuci darah ini, ternyata juga terjadi di Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Elhamangto Zuhdan menyebutkan, ada 10 sampai 14 anak di setiap rumah sakit Tipe A di Jateng.

Baca juga: FABLO Sukses Digelar, Bupati Arief Komitmen Dukung Pemenuhan 10 Suara Anak Blora

“Itu indikasi medis ya, bukan karena ada kenaikan (angka 10-14 anak di setiap rumah sakit Tipe A tersebut bukan kenaikan),” jelasnya Rabu (31/7/2024) kemarin.

Adapun rumah sakit (RS) Tipe A di jateng sendiri ada empat yakni, RSUD Margono Purwokerto Banyumas, RSUP Kariadi Semarang, RSUD Moewardi Surakarta dan RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten.

Meskipun angkanya segitu, kiranya kejadian ini tidak bisa dikatakan marak. Pasalnya, peningkatan tersebut terjadi karena hanya di RS Tipe A yang bisa melayani cuci darah untuk anak.

“Sebetulnya bukan marak, karena dibeberapa daerah ini memeng belum ada layanan cuci darah untuk anak, sehingga mereka dirujuk disitu (RS Tipe A). Yang memiliki defisi metrologi, khusus memberi pelayanan yang alat-alatnya untuk anak,” jelasnya.

Menurutnya, anak-anak yang mengajalani cuci darah ini bukan karena kejadian yang luar biasa, tetapi memang anak-anak ini mengalami penyakit yang mengharuskan hal tersebut.

“Misalnya di RSUP Kariadi itu rata hanya 11-12 (anak mengalami cuci darah), itu bukan merupakan peningkatan tetapi merupakan angka komulatif dari kunjungan sehari-hari,” ujarnya.

Adapun penyebab dari anak menjalani cuci darah ini penyebabnya macam-macam. “Ada yang karena penyakit bawaan, ada yang karena saat pengobatan belum selesai sehingga perlu cuci darah, namun untuk yang video viral soal anak menjalani cuci darah karena kebiasaan minum-minuman manis dalam kemasan dan kurang air putih tersebut, masih perlu kita dalami kembali,” tuturnya.

Baca juga: Fakultas Psikologi SCU Bersama Yayasan Pendidikan Astra Deklarasikan Sekolah Ramah Anak di IKN

Artinya, data anak mengalami cuci darah ini bukan berarti tadinya tidak ada terus tiba-tiba menjadi ada sehingga menimbulkan trend kenaikan.

“Ini tidak ada sama sekali (trend kenaikan), kalau untuk video viral di medsos itu kenaikannya karena rujukan dari RS lain untuk lebih memadai di RS Tipe tersebut,” katanya. (Kamal-02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN