Batang, JatengNews.id- Dalam upaya menekan angka stunting di Desa Sidorejo, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama (MB) Posko 88 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bersama ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sidorejo mengadakan Seminar Antisipasi Stunting melalui Aquaculture.
Kegiatan yang bertemakan “No Stunting, No Worries dengan Budaya Ikan Lele” dilaksanakan di Balai Desa Sidorejo, Kecamatan Warungasem Jumat, (26/07/2024).
Koordinator Divisi Kesehatan dan Lingkungan, Muhammad Anang Adib Karim menyampaikan, tema ini dipilih berdasarkan observasi dan wawancara yang menunjukkan bahwa stunting merupakan masalah mendesak yang harus diatasi di desa tersebut.
“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah agar program yang kami jalankan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Desa Sidorejo. Kami berharap kegiatan ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gizi anak-anak,” ujarnya.
Baca juga: Mahasiswa TIM II KKN UNDIP Bantu UMKM Desa Tegalontar Melangkah Maju dengan NIB Online
Kegiatan ini menghadirkan Utamia Trisnajati, Ahli Gizi Puskemas Warungasem sebagai pemateri, yang menjelaskan secara mendalam mengenai stunting.
Ia menyebutkan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, terutama selama 1000 hari pertama kehidupan.
“Anak yang mengalami stunting akan sulit untuk tumbuh tinggi meskipun diberikan asupan gizi setelahnya. Kondisi ini juga sering menyebabkan anak mudah sakit dan berpengaruh pada prestasi belajar mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut, Utamia menekankan pentingnya pemberian asupan gizi yang baik, akses ke fasilitas sanitasi yang bersih, dan pemberian suplemen yang dibutuhkan.
“Stunting bukan hanya masalah hari ini, tetapi juga untuk masa depan anak-anak. Orang tua perlu memberikan perhatian khusus pada asupan gizi anak-anak mereka, terutama selama periode 1000 hari pertama,” tambahnya.
Dalam kegiatan ini, Utami memberikan berbagai strategi untuk mencegah stunting.
“Strategi yang dilakukan antara lain: strategi intervensi gizi spesifik termasuk konsumsi gizi seimbang bagi ibu hamil dan balita, konsumsi protein hewani, suplemen zat besi dan vitamin A, serta penerapan perilaku hidup bersih. Sedangkan strategi intervensi gizi sensitif dilakukan melalui pembangunan yang tidak langsung mempengaruhi kejadian stunting, seperti perbaikan pola asuh, pemberian bantuan sosial, dan penyediaan sarana air bersih serta jamban sehat,” jelasnya.
Lanjut, ia juga menuturkan bahwa pemberian makanan tambahan untuk stunting bisa dilakukan dengan aquaculture.
“Aquaculture dapat dilakukan dengan pembiakan, pemeliharaan, dan pemanenan ikan, misalnya budidaya ikan lele,” tuturnya.
Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Sidorejo dapat lebih memahami pentingnya pencegahan stunting dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat dan cerdas.
“Cegah stunting itu penting, dan kita semua harus berperan aktif dalam upaya ini,” ucap Utamia.
Anang juga menuturkan harapannya supaya masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan gizi untuk anak-anak.
“Harapannya kegiatan ini dapat menjadi sarana dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan gizi anak-anak,” pungkasnya.
Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN MB Posko 88 UIN Walisongo Semarang bersama ibu-ibu PKK Desa Sidorejo adakan Seminar Antisipasi Stunting melalui Aquaculture. (07)