Semarang, 24 Juli 2024 – Belum lama ini Semarang telah berduka akibat kasus kecelakaan yang melibatkan salah satu wisudawan termuda dari universitas ternama di Kota Semarang.
Dikumpulkan dari berbagai sumber bahwa kendaraan yang dikendarai benturan dengan bagian kanan belakang mobil menyebabkan korban terjatuh dengan posisi akhir berada dijalur lawan arah dan bersamaan melintas mobil minibus ukuran sedang melintas. Detik – detik awal sebelum benturan terjadi diawali kendaraan korban datang dari arah atas (turunan) dan kondisi jalan menikung ke arah kanan. Kejadian dihari Minggu menjelang siang hari.
Baca juga : Kronologi Pasutri Kecelakaan Meninggal Dunia
Beberapa hal bisa kita ambil sebagai pelajaran untuk kita semua dalam kejadian ini. Kita pelajari mulai dari kondisinya bahwa jelas keadaannya adalah jalan menurun panjang, menikung panjang, dan kiri kanan jalan terdapat pepohonan serta permukaan jalan terbuat dari beton yang yang rata dan mulus. Infrmasi yang dikumpulkan dari pemberitaan adalah kendaraan dari arah atas menuju kebawah menurun dan kemudian terjadi benturan.
Potensi bahaya dari kondisi dan situasi tersebut adalah adanya blindspot menuju tikungan dan jika tidak mengontrol kecepatan tanpa sadar kecepatan naik karena jalan mulus rata menurun dan terang (khas permukaan jalan beton). Kombinasi jalan menurun panjang dan kondisi blindspot adalah kombinasi berbahaya. Kemungkinannya adalah kecepatan sudah tinggi dan situasi depan tertutup pepohonan karena lengkungan tikungan sehingga setelah menikung ada mobil berhenti karena macet sehingga tidak cukup untuk jarak untuk mengerem.
Atau kemungkinan lain adalah salah mengantisipasi yang awalnya berniat menyalip namun arah berlawanan ada kendaraan yang sedang menanjak. Jalan menurun selain kecepatan makin tinggi juga terjadi peningkatan momentum yang berdampak mempengaruhi inersia kendaraan berujung jarak pengereman akan jauh lebih panjang dibanding dikecepatan yang sama dijalur lurus. Demikian halnya dengan kendaraan menanjak ada kemungkinan mempertahankan rpm tertentu agar tidak kehilangan tenaga saat menanjak sehingga memiliki kecepatan.
Andai kita mundur sebelum kejadian dengan membiasakan diri selalu mencari potensi – potensi bahaya dari situasi dan kondisi dari kejadian sebelumnya, maka kecelakaan ini bisa dicegah. Dalam hal ini sangat dianjurkan untuk memantau kecepatan di speedometer dan mengontrol kecepatan agar selalu memiliki jarak untuk bereaksi dan tindakan pencegahan atau penyelamatan dikondisi jalan seperti itu. Dan yang perlu diingat adalah momentum kendaraan karena jalan menurun juga meningkat.
Sebagai referensi bahwa dikecepatan 40 KM/jam, pengendara harus melihat sejauh 30 meter kedepan agar mampu mengerti dan memahami situasi yang ada dan mampu mengambil keputusan yang tepat, dan jika kecepatan bertambah maka jarak pandang harus semakin jauh. Jika kondisinya pandangan terhalang blindspot (titik buta), maka tindakannya adalah menurunkan kecepatan, waspada perhatikan jauh didepan dan selalu mencari potensi bahaya yang apa saja bisa terjadi.
Baca juga : Polda Jateng Catat 461 Kecelakaan di Arus Mudik Balik Lebaran 2024
“Kita bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya dengan mengikuti training keselamatan berkendara atau yang paling mudah menggunakan alat simulasi Honda Riding Trainer untuk berlatih potensi bahaya,” ujar Oke Desiyanto Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah melalui siaran pers Kamis (25/07/2024). (03)