Semarang, JatengNews.id- Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Posko 29 ikut serta memeriahkan festival jajanan pasar unik bernama “ndas maling” di Kecamatan Genuk.
Festival Jajanan pasar “Ndas Maling” yang diikuti oleh mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Posko 29 serta seluruh kelurahan di kecamatan Genuk ini berlangsung di Taman Bangetayu pada Minggu (30/6/2024).
Acara Festival Jajanan pasar ini di hadiri oleh ratusan warga yang antusias mengikuti acara. Festival ini menampilkan beragam jajanan pasar tradisional yang legendaris termasuk kue-kue seperti klepon, getuk, serabi, dan aneka jajanan lainnya.
Tidak ketinggalan, hidangan utamanya yaitu ‘Ndas Maling’ yang menjadi jajanan khas daerah Kecamatan Genuk yang menjadi ikon festival ini.
Setiap kelurahan membuat gunungan jajanan pasar yang di hias sekreatif mungkin, karena akan di nilai oleh pihak panitia, nantinya gunungan yang paling kreatif akan keluar sebagai juara.
Acara dibuka secara resmi oleh bapak camat Genuk, Drs. Suroto dalam sambutannya, Ia menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta dan panitia yang telah antusias memeriahkan acara ini
“Festival ini tidak hanya sebagai hiburan, tatapi juga sebagai ajang untuk mempererat silaturahmi warga dan melestarikan budaya kita,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan asal muasal jajanan pasar ‘Ndas Maling’ yang ada di Kecamatan Genuk ini.
“Filosofinya itu berasal dari Kelurahan Kudu, kebetulan di sana itu banyak direpotkan dengan kerusuhan akhirnya kita ada kearifan lokal bawaan ndasnya aja yang kita makan sehingga malingnya jadi hilang,” jelas Pak Suroto.
Acara ini menyuguhkan tontonan atraksi barongsai, dilanjut dengan penampilan yel-yel dari setiap kelurahan di Kecamatan Genuk. Masing-masing kelurahan menunjukan semangat dan kreativitas mereka dalam yel-yel yang penuh energi, membawa festival menjadi semakin meriah.
Festival ini di hadiri oleh walikota semarang yaitu Dr. Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu, atau kerap di sapa Mba Ita.
Ia datang untuk ikut serta memeriahkan festival jajanan pasar di kec. Genuk dan juga mencicipi makanan khas genuk ‘Ndas Maling’.
“Ini ada kegiatan jajanan pasar banyak jajanan pasar yang khas ya di kec. Genuk tapi ada yang unik yaitu ndas maling. Nah ini memang harus di kembangkan sehingga orang itu akan tahu bahwa ndas maling ini asalnya dari Genuk. Kalau ini nantinya bisa jadi makanan khas Genuk dan dicari oleh masyarakat banyak dan wisatawan. Ya nanti setiap kali ada kegiatan ya harus menampilkan ndas maling itu ya,” ungkap Mbak Ita.
Salah satu tokoh masyarakat yang mengikuti festival ini, Sutrisno juga menjelaskan mengenai mento.
“Mento tapi bukan mento tapi ya itu ibuku dulu bilang iki lho makanan ndas maling kayak gini. Kalau nanti besok nenek sudah ndak ada bisa dilanjutkan sama yang muda. Seperti itu jadi sekarang di utarakan di kecamatan genuk di taman ini dilombakan 13 kelurahan, nah itu di buatkan monumen makanan ndas maling,” ujar Pak Sutrisno.
Acara penutupan diiringi dengan pengumuman pemenang menghias gunungan jajanan pasar dan rebana, disusul dengan para warga yang mengerumuni setiap gunungan jajan pasar untuk berebut jajanan pasar.
Festival Jajanan Pasar Ndas Maling di Kecamatan Genuk ini berhasil menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah. Diharapkan, acara ini dapat terus diselenggarakan setiap tahun untuk menjaga dan memperkenalkan warisan kuliner serta budaya lokal kepada generasi muda.
Baca juga: Lestarikan Kearifan Lokal, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Ikuti Ziarah Satu Muharram di Batang
Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Posko 29 ikut serta memeriahkan festival jajanan pasar unik bernama ‘ndas maling’ di Kecamatan Genuk. (07)