23 C
Semarang
, 18 September 2024
spot_img

Wasabi, Warung Makan Jepang Libatkan Disabilitas jadi Karyawan

Semarang, Jatengnews.id – Rumah makan atau penjual menu masakan Jepang, beberapa tahun terakhir mulai marak di Kota Semarang, salah satunya di jalan Mgr Sugiyopranoto.

Dilokasi tersebut terdapat ruko bertuliskan Wasabi dengan beberapa tulisan bahasa Jepang. Meskipun dari depan tampak kecil, ketika masuk tampak ruangan AC yang cukup luas dan design penataan bernuansa bangunan Jepang.

Spesialnya, saat sampai di dalam ruangan tersebut wartawan Jatengnews.id langsung disambut dengan sapaan ramah dari para teman-teman disabilitas atau berkebutuhan khusus.

Baca juga: Liburan ke Solo, Jangan Lupa Makan Sate Kere Kuliner Enak dan Murah yang Wajib Dicoba

Beberapa diantara mereka, ada yang memberikan daftar menu, mengantar makanan, hingga ada yang membersihkan piring, gelas dan alat makan lainnya dari meja pengunjung telah usai menikmati makanan di Wasabi.

“Mereka (disabilitas) disini ini belajar atau magang sambil bekerja. Artinya mereka ini belajar tapi digaji sama kita,” ungkap pemilik Wasabi, Enday Nugroho (52) saat ditemui Jatengnews.id di dalam restauran miliknya, Sabtu (6/7/2024).

Warung Wasabi di jalan Mgr Sugiyopranoto ini, mulai buka pada tahun 2016 yang menjadi cabang toko utama direstauran Wasabi Sushi dan Ramen di Tembalang.

Kembali fokus kepada mereka para disabilitas ini, ternyata diajarkan untuk merasakan bagaimana menjadi seorang pekerja di sebuah rumah makan.

“Diluar sanakan banyak teman-teman (disabilitas) yang butuh ruang untuk belajar, selain itu anak saya disabilitas juga,” jelas perempun paruh baya tersebut perihal alasan mengajari teman-teman disabilitas merasakan dunia kerja.

Keyla perempuan muda berusia 20 tahun yang menjadi anak semata wayang Enday Nugroho, ternyata juga seorang  disabilitas Attention Deficit Disorder (ADD) yang mengalami konsentrasi pendek.

“Saya pengen mereka itu tidak hanya dirumah saja tapi juga bertemu dengan teman-teman lain,” tambahnya.

Dalam proses mengikuti magang ini, tentunya tidak semua orang disablitas bisa gabung dan ikut bekerja begitu saja. Enday mengaku saat ini masih membimbing 8 orang disabilitas intelektual yang sudah mulai bisa berbaur dengan orang baru. Sementara, untuk karyawannya ada 13 dan 7 yang bekerja bersama dengan teman-teman disabilitas di jalan Mgr Sugiyopranoto.

Selian itu, mereka yang magang di sini juga minimal usai 20 tahun. Meskipun saat ini masih ia buka untuk lingkaran sekitarnya atau dari mulut kemulut, ia mengaku kedepannya bakal membuka untuk umum juga.

“Karena mereka tidak bisa full (bekerja seperti yang sudah pekerja tetap disini) sehingga jam kerjanya berbeda. Mereka masuk mulai jam setengah dua siang sampai setengah enam sore,” jelasnya sedikit gambaran kontrak kerja merek.

Sementara disini jam kerja normalnya dari jam setengah dua siang sampai jam sembilan malam. “Kerjanya pun mereka juga tidak setiap hari, hanya Senin, Kamis dan Jumat. Sehingga setiap hari itu saya ada disini mengawasi dan memberikan pengertian kepada pengunjung bahwa sedang ada program bersama teman-teman disabilitas sehingga apabila ada kekurangannya mohon maaf,” imbuhnya.

Ia mengaku, meskipun mengajarinya tidak bisa hanya dengan 1 hari – 2 hari, ia sangat senang melihat semangat mereka sehingga menjadi energi positif tersendiri bagi dirinya hingga karyawan yang lain.

Di warung Wasabi ini menyediakan Sushi, Ramen, Bento dan Sasimie. Dimina makan-makan ini lah yang nantinya bakal di antarkan kepada mereka para pelanggan.

Program ini sebelumnya pernah ia jalankan pada masa sebelum pandemi covid 19, selama tiga bulan di tahun 2019.

“Kalau ini baru awal Juni 2024 mulai saya buka magang lagi. Saya disini juga tidak membatasi jika mereka tidak masuk, terus berkegiatan diluar. Bahkan saya beri kelelusaan mau bekerja di sini sampai kapan bebas,” ujarnya perihal jangka waktu mereka diijinkan ikut belajar sambil bekerja atau magang di Wasabi.

Baca juga: Satpol PP Jateng Bongkar Bangunan Liar

Pada jumat (5/7/2024) kemarin saat datang ke wasabi, Jatengnews.id berkesempatan berbincang dengan tiga orang magang yang merupakan disabilitas.

Namanya Dian (26), Putri (24) dan Mitha (27). Mereka mengaku sangat senang bisa bekerja di Wasabi ini, bahkan sudah memiliki mimpi untuk apa uang gajiannya nanti.

Putri mengaku, ingin menyimpan uang hasil kerjanya ini untuk membeli baju lebaran. “Buat beli baju sama tas sama sepatu,” sahut Dian.

Sementara Mitha, mengaku pengen membeli laptop dari hasil kerjanya. (Kamal)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN