Semarang, Jatengnews.id – Pengamat menilai gejolak Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Semarang yang sudah mulai terasa panas ini, bakal muncul tiga poros pasangan calon (Paslon).
Jika melihat jadwalnya, Pilkada serentak bakal dibuka pendaftaran bakal calonnya pada Bulan Agustus 2024 mendatang.
Baca juga : Tiga Nama Survei Tertinggi di Pilwalkot Semarang 2024, Incumbent Masih Terkuat
Sementara telah dikatahui nama-nama sosok yang menginginkan maju juga telah mulai muncul, seperti incumbent Hevearita G Rahayu, Yoyok Sukawi, Iswar Aminuddin, Ade Bhakti dan masih banyak lainnya.
Merespon hal itu, Pengamat Politik Universitas Soegijapranata (Unika) Semarang, Andreas Pandiangan memprediksi bakal tiga poros paslon yang muncul.
“Sepertinya tiga (poros calon Pilwalkot Semarang 2024) jika melihat antusiasme para calon. Saya melihat lebih cenderung tiga pasang, melihat daru jumlah kursi lalu juga popularitasnya,” paparnya dalam Forum Media Online Semarang (Fomos) Jumat (28/6/2024).
Meskipun dalam survei Pilwalkot Semarang 2024 versi Indoriset Strategis, nama Sekertaris Daerah Iswar Aminuddin tidak masuk tertinggi. Kiranya ia tetap menjadi potensi terkuat untuk munculnya poros ke tiga.
“Leadernya (calonya dari tiga poros tadi), Mbak Ita, Mas Yoyok dan Pak Iswar. Untuk wakilnya, ya itu tadi ada mas Ade, Arnaz dan para calon lain yang sudah muncul maupun belum,” paparnya.
Selain itu, dirinya juga menilai, bahwa Pilkada 2024 di Jateng ini nanti, koalisi bakal satu arah antara Pilwalkot Semarang dan Pilgub Jateng.
“Saya menilai Jateng itu unik, sehingga tidak akan terjadi perbedaan koalisi (anatara Pilwalkot Semarang dan Pilgub Jateng). Saya hanya melihat mungkin, bagaimana manfaat bersama dadi pada buang-buang energi” terangnya.
Sementara itu, perihal PDIP sebagai partai terkuat, kiranya besar kemungkinan bakal berkoalisi dengan salah satu partai yang terlibat dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Baca juga : DPC Partai Demokrat Kota Semarang Solid Siap Menangkan Yoyok Sukawi di Pilwalkot
“Bisa jadi (PDIP koalisi dengan partai KIM), tapi yang paling sulit itu bagaimana mencocokkan koalisi provinsi dengan kota,” tandasnya. (Kamal-03)