Magelang, Jatengnews.id – Pemerintah Kabupaten Magelang segera merampungkan bendungan Ancol Bligo jadi destinasi wisata gratis.
Usai Revitalisasi Kawasan Bendungan Ancol Bligo oleh Kementrian PUPR yang akan diresmikan Desember 2024 mendatang, kini bendungan sungai yang membelah wilayah Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Megelang, dengan Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo DI Yogyakarta itu, sudah ramai dikunjungi wisatawan domestik, terutama anak-anak sekolah dan masyarakat.
Baca juga : BMKG Sebut Puncak Musim Kemarau Kabupaten Magelang Terjadi di Bulan Agustus
“Setelah dibangun, bendungan Ancol Mligo menjadi destinasi wisata gratis bagi masyarakat, terutama hari Sabtu dan Minggu, banyak pengunjung yang datang, maka sekarang jadi ramai,” kata Tutik dikutip dari laman resmi Pemkab Magelang Sabtu (22/06/2024).
Bendungan yang dikenal dengan sebutan Ancol ini, merupakan bendungan dialiran Kali Progo yang membelah dua wilayah, yakni wilayah Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Megelang, dengan wilayah Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo DI Yogyakarta. Bendungan sungai yang di atasnya terdapat jembatan penghubung dua wilayah provinsi Jawa Tengan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta itu, kini semakin cantik dan menarik setelah dilakukan revitalisasi.
Di bantaran sungai baik yang berada di wilayah Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, maupun wilayah Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, di “sulap” menjadi taman yang indah dan menarik. Selain ada beberapa bangunan, seperti gapuro yang identik seperti bangunan candi sebagai pintu masuk, didalamnya terdapat gazebo maupun panggung pertunjukan.
“Bangunan gapuro di pentu masuk begitu indah, identik seperti bangunan candi. Setelah masuk kawasan terasa sejuk, meski suasana panas seperti saat ini, tetapi mendengar suara gemuruh air sungai yang mengalir deras begitu syahdu,” ujar Winarti wisatawan asal Sleman Yogyakarta.
Bendungan Kali Progo, bagi banyak orang dikenal sebagai kawasan dengan nama Ancol Bligo, karena sabagian kawasan tersebut berada di desa Bligo, Kecamantan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dan sebagian wilayahnya berada di kawasan desa Banjaroyo, Kecamtan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.
Diketahui, Bendungan Ancol Bligo adalah kawasan dimana saluran air Kali Progo, dialirkan melalui saluran yang terkenal dengan nama Selokan Mataram. Di dekat bendungan, terdapat pintu air yang mengalirkan air dari sungai Progo menuju Selokan Mataram yang membelah wilayah Kota Yogyakarta.
Tidak hanya memiliki fungsi penting sebagai tulang punggung sitem irigasi yang mengairi persawahan di Yogyakarta, tetapi Ancol Bligo dan Selokan Mataram menyimpan sejarah yang panjang. Keberadaan Ancol dan Selokan Mataram dimulai sejak masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Dalam catatan sejarah, pada masa pemerintahan Jepang tahun 1942-1945, dibangun sebuah proyek irigasi yang dikenal dengan Kanal Yoshiro atau Selokan Mataram. Pembanngunan Selokan Mataram, merupakan hasil kesepakatan Pemerintah Jepang dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, sebagian besar warga Yogyakarta dipekerjakan untuk pembuatan saluran irigasi tersebut, sehingga mereka tidak dikirim ke luar Pulau Jawa sebagai tenaga Romusha.
Baca juga : Jelang Perayaan Waisak Dinkes Magelang Siagakan Personil Kesehatan
Proyek irigasi ini diperuntukkan bagi pengairan sawah-sawah di daerah Yogyakarta, dimana manfaatnya dapat dirasakan sampai sekarang. Aliran selokan Mataram ini, berakhir di kali Opak. Selain mengaliri selokan Mataram, pintu air Ancol Bligo ini juga mengalir ke Saluran Van der Wijck yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1914 untuk mengairi persawahan dan perkebunan di daerah Moyudan. Dimana wilayah tersebut pada waktu itu, merupakan daerah industri perkebunan gula. (03)