Karanganyar, Jatengnews.id – Koalisi Kebersamaan yang digagas tiga partai politik, masing-masing DPD PKS, DPC PKS dan DPD PAN Karanganyar mengejutkan sejumlah pihak.
Koalisi Kebersamaan yang dideklarasikan beberapa waktu lalu, praktis merubah peta politik menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah ( Pilkada) Karanganyar yang akan berlangsung pada tanggal 27 November 2024 mendatang.
Politisi senior yang juga anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, Paryono, Rabu (19/6/2024) petang mengaku terkejut dengan kemunculan Koalisi Kebersamaan ini.
Baca juga: Tiga Parpol di Koalisi Kebersamaan, Begini Tanggapan PDI Perjuangan Karanganyar
Menurut mantan Wakil Bupati Karanganyar periode 2008-2013 ini, Koalisi Kebersamaan ini, merubah konstelasi dan dinamika politik di Bumi Intanpari
Dikatakan Paryono, dia tidak menyangka munculnya Koalisi Kebersamaan ini. Selama ini masyarakat hanya disajikan calon bupati dari Golkar, PDI Perjuangan dan calon wakil bupati dari partai lain.
“Saya juga kaget dan tidak menyangka. Selama ini saya berfikir hanya ada calon bupati dari Golkar dan PDI Perjuangan serta wakil bupati dari partai lain. Namun tiba-tiba muncul Koalisi Kebersamaan yang akan mengusung calon alternatif,” kata Paryono.
Mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Karanganyar ini menjelaskan, Koalisi Kebersamaan akan menyajikan alternatif pilihan. Dan sangat menguntungkan masyarakat.
“Akan banyak pilihan. Baik calon yang disajikan oleh Golkar, PDI Perjuangan dan Koalisi Kebersamaan. Ini sangat menguntungkan masyarakat,”jelasnya.
Paryono menilai, Koalisi Kebersamaan akan menambah poros baru menjelang pelaksanaan Pilkada yang semakin dekat. Saat ini, masyarakat menyimpulkan ada tiga poros kekuatan yang akan bertarung dalam Pilkada Karanganyar.
Melihat kekuatan politik yang ada, lanjut Paryono, koalisi PKS, PKB dan PAN ada 12 kursi, PDI Perjuangan 15 kursi dan Partai Golkar 9 kursi. Masih ada Partai Gerindra dan Demokrat yang belum pasti akan berlabuh kemana.
“Ketiga Kekuatan ini akan bertarung. Masyarakat nanti yang akan menentukan, terhadap figur atau tokoh yang disajikan oleh partai politik. Mana yang tepat memimpin Karanganyar, biar masyarakat yang menilai,”ujarnya.
Paryono menambahkan, belajar dari Pilkada tahun 2018, kekuatan bukan terletak dari besar kecilnya kursi yang disih. Melainkan sosok tokoh atau figur yang diusung partai politik.
Paryono menuturkan, Pilkada tahun 2018, pasangan Juliyatmono – Rober Christanto didukung tujuh partai politik. Masing-masing, Partai Golkar, PDIP, Demokrat, PKB, PAN, PPP dan Partai Hanura dengan total 36 kursi. Sedangkan PKS dan Gerindra dengan 9 kursi mengusung Rohadi Widodo dan Ida Retno Wahyuningsih.
Dengan komposisi perolehan kursi itu, seharusnya pasangan Juliyatmono dan Rober bisa meraih 80 persen suara. Namun, kata Paryono, hasilnya tidak signifikan. Pasangan Rohadi-Ida hanya kalah dengan selisih 10 persen.
Baca juga: VIDEO PKS, PAN dan PKB Koalisi Bersama di Pilkada Karanganyar
“Yang dipilih dalam Pilkada adalah tokoh atau figur seperti apa yang diusung. Partai politik hanya alat untuk mencalonkan dan sebagai salah satu roda penggerak. Yang menentukan adalah tokoh atau figur yang dicalonkan. Nah, ini yang akan ditawarkan eoleh Koalisi Kebersamaan,”tandasnya.
Sebagai kader PDI Perjuangan, Paryono memberikan apresiasi kepada PKS, PAN, PKB yang mengambil posisi untuk menawarkan calon alternatif kepada masyarakat.
“Ini menjadi tantangan bagi partai yang ada dalam Pilkada Karanganyar. Partai Politik harus bisa menyajikan menu yang menarik kepada masyarakat dengan menampilkan calon yang memiliki integritas, kredibilitas sebagaimana yang dinginkan masyarakat,”pungkasnya. (Iwan-02)