33 C
Semarang
, 20 September 2024
spot_img

Prajurit Patangpuluhan Kawal Uborampe Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga

Demak, Jatengnews.id – Iring-iringan prajurit Patangpuluhan yang mengawal Adipati Demak dan Uborampe penjamasan pusaka menarik perhatian publik sebagai puncak acara grebeg besar. Terbukti ribuan masyarakat berjajar rapi memenuhi kiri kanan jalan raya. Dari Pendopo Kabupaten Demak hingga Makam Sunan Kalijaga sepanjang 3 km untuk menyaksikan prosesi adat tersebut. 

Iringan prajurit Patangpuluhan yang berlangsung yang berlangsung belum lama ini merupakan bagian dari agenda tradisi prosesi penjamasan pusaka Kanjeng Sunan Kalijaga dan Ziarah. Yang telah menjadi agenda wisata budaya dan seni tahunan di Kabupaten Demak setiap tanggal 10 Dzulhijjah.

Baca juga : Panen Jagung Melimpah Pemkab Demak Harapkan Anak Muda Jadi Petani

Prosesi diawali dengan penyerahan bokor berisi kembang setaman sebagai ubo rampe penjamasan oleh Adipati Bintoro Demak (Bupati Demak Eisti’anah) kepada Ki Lurah Tamtomo untuk segera dibawa menuju Kadilangu. Dengan dikawal prajurit pilihan berjumlah 40 pasukan.

Untuk selanjutnya bokor tersebut akan diserahkan kepada Sesepuh Ahli Waris Kanjeng Sunan Kalijaga sebagai ubo rampe atau perlengkapan berziarah dalam prosesi penjamasan pusaka.

Dalam iring-iringan prajurit Patangpuluhan Bupati bersama Forkopimda dan pejabat lainnya berpakaian adat Jawa, untuk wanita memakai kebaya dan pria menggunakan beskap. Menaiki Dokar menuju makam Sunan Kalijaga untuk selanjutnya melaksanakan Ziarah.

Pada iringan tersebut juga menampilkan Barongan Cahyo Utomo, Hadroh Zahrol Ulum Madinah, Rebana Nurun Nabi, Carnival Silvi, Drumband Dadung Awuk, Tari Keprajuritan, Rebana MAN Demak, serta Barongan Kademangan.

Kepala Dinas Pariwisata Endah Cahya Rini menyampaikan untuk rombongan kereta forkopimda beserta pejabat berhenti di gapura Makam Kanjeng Sunan Kalijaga dan melaksanakan Ziarah kemudian iringan prajurit patangpuluhan yang di pimpin Ki Lurah Tamtomo dan Prawiro Tamtomo langsung menuju pendopo Notobratan untuk menyerahkan Ubo Rampe tersebut kepada pihak ahli waris kanjeng Sunan.

Sebelumnya pada Minggu malam (16/06/24), juga telah di berangkatkan iring-iringan tumpeng songo (9) dari Pendopo Kabupaten menuju Serambi Masjid Agung Demak. Namun untuk tahun ini lanjut Endah, selain tumpeng 9 juga ada gunungan hasil bumi sebanyak 90.

“Jadi total keseluruhan 99 yang bermakna Asmaul husna. Intinya ini untuk berbagi berkah kepada seluruh masyarakat di Demak”, kata Endah dikutip dari laman resmi Pemkab Demak Rabu (19/06/2024).

Disampaikan Endah, pada malam yang sama, di Kasepuhan Kadilangu juga dilaksanakan tradisi ancakan yang merupakan sedekah kasepuhan kadilangu untuk para peziarah di malam Idul Adha.

Nasi ancak adalah sebuah menu khusus yang hanya disajikan setahun sekali, yaitu berupa nasi putih, dengan urapan daun mengkudu, serta lauk ikan asin bakar. Sedangkan cara penyajian nasi ancak tersebut biasanya menggunakan daun jati, dengan alas anyaman bambu.

Baca juga : Satpol PP Demak Gencar Perangi Peredaran Rokok Ilegal

”Biasanya sekitar 300an nasi, khusus tahun ini membuat nasi ancakan sebanyak 521 buah sesuai dengan usia Kabupaten Demak ke-521. Sehingga ancakan ini kami daftarkan di Musium Rekor Indonesia (MURI), pungkasnya. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN