Banjarnegara, Jatengnews.id – Bukit Sampit Desa Sijenggung Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara berpotensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata olahraga paralayang.
Penjabat (Pj) Bupati Banjarnegara, Muhammad Masrofi, menyampaikan, potensi olahraga paralayang di Desa Sijenggung bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata alias sport tourism.
Baca juga : Sukses Kelola Kolam Renang Simpleng, Pj Bupati Temanggung Dorong Desa Lain Mencontoh BUMDes Gondosuli
“Pemkab (Banjarnegara) tentunya akan mendukung olahraga paralayang ini dalam rangka untuk mengembangkan sport tourism di Desa Sijenggung. Harapannya sport tourism ini mampu meningkatkan perekonomian warga desa,” katanya, di Lapangan Desa Sijenggung, baru-baru ini.
Perwakilan Pengurus Kabupaten Federasi Aero Sport Indonesia (Pengkab FASI) Banjarnegara, Aris Sudaryanto, menyatakan, pihaknya telah melaksanakan 37 kali uji terbang paralayang dari Bukit Sampit di Dusun Tempuran, Desa Sijenggung. Seluruh uji coba tersebut berjalan dengan baik, lancar, serta memenuhi syarat penerbangan dari aspek arah dan kecepatan angin, saat terbang dan pendaratan.
“Setelah beberapa kali dilakukan survei dan uji terbang, puncaknya, atraksi paralayang ditampilkan dalam acara pembukaan TMMD kemarin, baik saat pembukaan maupun penutupan,” ujarnya dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng Rabu (12/06/2024).
Aris menambahkan, lokasi olah raga paralayang di bukit Sampit Desa Sijenggung ini sangat potensial jika dikembangkan dengan melibatkan berbagai pihak.
“Nanti pengelolalan tempat menjadi kewenangan desa dan penerbangan menjadi kewenangan FASI Banjarnegara dan (Pemprov) Jateng. (Semua) berada di bawah binaan pangkalan TNI Angkatan Udara Jenderal Soedirman Purbalingga,” lanjutnya.
Kepala Desa Sijenggung, Suyono, menceritakan penemuan potensi paralayang di desanya oleh tim survei TMMD beberapa waktu lalu. Bukit Sampit dengan ketinggian 1.029 mdpl terletak tidak jauh dari di dekat lapangan Sijenggung. Setelah dilakukan pengamatan awal, bukit tersebut memiliki potensi sebagai landasan terbang paralayang. Selain memenuhi persyaratan untuk penerbangan paralayang, bukit itu bisa diakses dengan menggunakan kendaraan, dan hanya perlu berjalan kurang lebih 200 meter untuk sampai puncak bukit.
Suyono juga segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengembangkan potensi wisata dan olahraga dirgantara tersebut.
Baca juga : Kronologi Kakek 70 tahun Tercebur Sumur di Desa Karangtengah Sampang Cilacap
“Kami berharap selain untuk olahraga, Paralayang, lokasi ini juga bisa untuk wisata, sehingga ke depannya jika kita kelola dengan baik, bisa mendongkrak perekonomian masyarakat di Desa Sijenggung dan sekitarnya,” pungkasnya. (03)