31 C
Semarang
, 5 December 2024
spot_img

Bahaya Gondongan Jika Dibiarkan Bisa Bikin Hilang Pendengaran

Jakarta, Jatengnews.id – Dokter Spesialis Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis Anak, Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), mengatakan bahwa dalam beberapa kasus gondongan bahkan bisa memicu komplikasi serius. Apalagi kondisi ini umumnya berisiko untuk anak usia 2 hingga 12 tahun.

Belajar dari kondisi ini, maka sangat penting bagi masyarakat untuk melakukan langkah pencegahan gondongan pada anak, dengan imunisasi MMR atau measles, mumps, dan rubella.

Baca juga : Jelang Iduladha, Pemprov Jateng Sebar Dokter Hewan dan Pastikan Ketersediaan Ternak Surplus

Penyakit gondongan meningkat di Indonesia, contohnya di DKI Jakarta menurut Dinas Kesehatan, setidaknya terdapat 1.234 kasus gondongan sejak periode Januari hingga Juni 2024. Temuan ini meningkat dari 876 kasus pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Selain di Jakarta, kasus gondongan juga terjadi di wilayah lain seperti Tangerang, Bandung, dan Surabaya.

“Virus penyebab gondongan mudah menyebar dengan cepat melalui liur dan berbagai barang terkontaminasi oleh liurnya. Penularan gondongan sering kali terjadi dengan cepat di tempat penitipan anak, sekolah, atau di mana banyak anak berkumpul dalam ruangan yang sama, berbagi peralatan, dan berinteraksi dekat satu sama lain,” jelas Dr. Anggraini dikutip dari Suara.com jaringan berita Jatengnews.id Sabtu (08/06/2024).

“Untuk itu, orang tua harus waspada terhadap gejala gondongan dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika ada tanda-tanda infeksi,” sambungnya.

Adapun gejala gondongan yaitu pembengkakan dan nyeri di area pipi dan rahang hingga sulit membuka mulut. Ada juga gejala demam, lesu, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, dan gejala lain mirip flu.

Sederet gejala ini biasanya muncul 16 hingga 18 hari setelah infeksi, namun periode ini dapat berkisar antara 12 hingga 25 hari setelah infeksi.

Gondongan dapat memicu berbagai komplikasi, antara lain radang testis atau buah zakar (orchitis) yang terjadi pada sekitar 30 persen laki-laki pascapubertas yang tidak menerima vaksinasi, dan radang ovarium atau indung telur (oophoritis) yang dapat terjadi pada perempuan.

Pada beberapa kasus, komplikasi gondongan bahkan sampai mengenai susunan saraf pusat yaitu ensefalitis, pankreas yakni kondisi pancreatitis, hingga kehilangan pendengaran.

Baca juga : Nyeri Dada Bukan Berarti Serangan Jantung Ini Penjelasan Dokter

“Pencegahan tentu lebih baik daripada pengobatan. Imunisasi MMR adalah kunci untuk mencegah infeksi virus penyebab gondongan pada anak,” pungkas Dr. Anggraini. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN