Jakarta, Jatengnews.id – BMKG telah merilis Prakiraan Musim Kemarau tahun 2024 dan menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode Awal Musim Kemarau pada bulan Mei hingga Agustus 2024.
Meskipun demikian, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menyatakan bahwa masyarakat masih perlu waspada akan potensi pertumbuhan awan hujan dan peningkatan curah hujan secara signifikan di beberapa wilayah di Indonesia.
Baca juga : Tekanan Rendah di Laut Arafuru Selatan Picu Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Timur Indonesia
“Meski dalam beberapa hari ke depan intensitas curah hujan di wilayah Jabodetabek diprediksi mulai berkurang, namun perlu diwaspadai potensi hujan yang dapat disertai kilat petir/angin kencang di wilayah Jabodetabek untuk sepekan ke depan,” ujarnya dikutip dari laman resmi BMKG Selasa (28/05/2024).
Di sisi lain, BMKG mengidentifikasi masih adanya potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan secara signifikan. Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain adalah adanya Bibit Siklon Tropis 99B di Teluk Benggala sebelah timur India serta Bibit Siklon Tropis 93W di Perairan Masbate di sekitar Filipina bagian Tengah.
“Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas Sedang-Lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang. Kondisi ini berlangsung sebagian wilayah Indonesia hingga 31 Mei 2024,” jelas Guswanto.
Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menambahkan bahwa potensi hujan dengan intensitas Sedang-Lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang pada periode 25-31 Mei 2024 dapat terjadi di sebagian Sumatra, sebagian Jawa bagian barat, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan sebagian besar Papua.
Oleh karenanya, masyarakat khususnya yang bertempat tinggal daerah bertopografi curam/bergunung/tebing agar tetap waspada serta menghindari atau menjauhi lereng-lereng bukit yang rawan longsor.
“Dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang,” jelasnya.
Baca juga : Hujan Deras di Ngargoyoso, Tebing Tiga Meter Longsor
Terakhir, Andri meminta masyarakat untuk mengakses aplikasi InfoBMKG untuk mendapatkan informasi cuaca yang lebih akurat dan informasi perubahan cuaca setiap saat dengan resolusi yang lebih tinggi di setiap kecamatan. (03)