Jakarta, JatengNews.id – Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri memuji konsep urban farming yang digagas Mbak Ita.
Mbak Ita atau Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu dipuji oleh Megawati atas capaian keberhasilan program urban farming di Kota Semarang.
“Lihat dong, Mbak Ita. Saya ngajari Mbak Ita. Mbak Ita kasih tahu ibu-ibu itu kalau ada bibit cabai, bibit tomat, bibit salak, bibit mangga, bibit apalah. Tanam, dia itu berjiwa. Dia akan tumbuh,” ujar Megawati yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan pada pidatonya di Rakernas V PDIP di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5/2024).
Baca juga: Mbak Ita Minta Pembangunan RSUD Mijen Dikebut
Menurut Megawati, menanam sangat lah mudah, sehingga konsep urban farming yang digalakan Mbak Ita di Kota Semarang dinilai sangat tepat. Hal ini karena Semarang sebagai wilayah perkotaan, namun masyarakat masih bisa tetap menanam di lahan terbatas dengan urban farming.
“Jadi gak usah beli lagi cabai, gak usah beli lagi bawang. Terus ditanamnya di mana buk? Loh di kaleng ya bisa kok. Gitu loh,” kata Mega menambahkan.
Di bawah kepemimpinan Mbak Ita, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus berupaya menjaga ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi. Salah satunya dengan menggalakkan program urban farming.
Berbagai program mendukung ketahanan pangan terus bergulir, seperti Program Perdu Semerbak (perkampungan pertanian terpadu, seribu polibag, ayam dan kelinci). Serta penyelenggaraan Lomba ‘Demplot Bawang Merah’ yang dikemas dalam bingkai Kampung Hebat.
Dimintai keterangan terkait hal ini, Plt Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo mengatakan, Pemkot Semarang memang membuat kerangka besar untuk menggelorakan dan membudayakan urban farming di masyarakat.
“Baru-baru ini kami menyelesaikan Urban Farming Champion yang diikuti kecamatan, kelurahan, kelompok tani maupun sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Semarang,” ujar Hernowo.
Selain itu, kata dia, Program Perdu Semerbak (perkampungan pertanian terpadu, seribu polibag, ayam dan kelinci) kini juga semakin diperluas hingga di pekarangan masjid dan pondok pesantren.
Sedangkan program yang telah sukses dan berjalan sejak Oktober 2023, yakni gerakan tanam cabai lewat program Tancab Bang Tani (Tanam Cabai dan Bawang untuk Tekan Inflasi).
Program tersebut, terbukti bisa membantu Kota Semarang dalam menekan angka inflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Semarang berada di 2,89 persen, angka ini terendah di Jawa Tengah.
“Semua tanah atau lahan yang ada meski terbatas, di semua tempat bisa dijadikan untuk kegiatan urban farming. Misalnya pekarangan rumah, tabulampot (tanaman buah dalam pot-red), aquakultur, dan sebagainya,” jelas Hernowo.
Baca juga: Mbak Ita Dorong RSUD Mijen Bisa Segera Beroperasi
Bahkan, untuk mendukung program Nasional di ketahanan pangan, Pemkot Semarang bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) berencana membuat pertanian ‘Sawah Salin’ untuk wilayah yang terkena rob.
“Sawah Salin ini merupaka perlakuan sawah yang terkena air laut, di mana masyarakat pesisir masih bisa bercocok tanam dan urban farming. Tanggal 1 Juni 2024 besok ada demontrasinya,” papar Hernowo.(Adv-01)