Semarang, JatengNews.id – Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang baru-baru ini meluncurkan konsep pendekatan rumah adaptif guna mengatasi banjir di Pesisir Jateng.
Konsep pendekatan Rumah Adaptif atasi banjir diluncurkan SCU melalui Tim Pusat Studi Manusia, Lingkungan, dan Teknologi (MLT) Dr. Robert Riyanto.
Dr Robert melihat krusialnya desain rumah ketika bicara daerah rawan banjir. Bukan hanya mencegah, ia pun menilai bangunan tersebut juga harus bisa bertahan pasca banjir.
“Menjadi menyulitkan karena tidak ada persiapan setelahnya. Jadi penting untuk membuat rumah yang bisa cepat recovery setelah banjir. Barang pun juga bisa terselamatkan,” tegasnya.
Baca juga: Tekanan Inflasi Jawa Tengah Mereda Pasca Idul Fitri
Sejalan dengan itu, penting menurutnya membuat banyak ventilasi di dekat lantai. Hal ini dinilainya dapat membuka ruang keluarnya air, sehingga mempercepat surutnya genangan di dalam rumah.
Sebelumnya, masalah banjir seakan masih menjadi momok bagi masyarakat Jateng, khususnya Kota Semarang dan sekitarnya. Tingginya curah hujan yang melanda berbagai daerah di Indonesia beberapa waktu lalu menyebabkan terjadinya banjir rob berulang di Kabupaten Demak.
Sementara itu, Dosen Program Studi Arsitektur SCU, Ir. Bambang Suskiyatno melihat Rumah Hidrolis menjadi solusi yang tepat. Dikenal juga dengan nama “Ompalis,” karya paten Tim Dosen Program Studi Arsitektur SCU tersebut mengusung rumah yang bisa ‘naik’ menyesuaikan ketinggian genangan rob.
Rumah ini pun dinilainya dapat bertahan menghadapi rob hingga lebih dari 20 tahun.
“Setiap periode tertentu bisa dinaikkan, didongkrak bareng sehingga lantainya juga ikut naik. Bentuknya terlihat seperti panggung,” jelas Bambang.
Pemulihan Bencana Banjir
Merujuk pada konsep eco-settlement, gagasan tersebut merupakan hasil riset Pusat Studi MLT SCU bersama Dinas Perumahan dan Wilayah Permukiman Kabupaten Demak dalam pendekatan desain rumah adaptif banjir.
Webinar ini pun mengundang antuasiasme berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, lembaga pemerintahan, akademisi, praktisi, organisasi masyarakat, masyarakat umum, serta pemerhati lingkungan. Hal tersebut disampaikan dalam Webinar SCU for Indonesia “Strategi Mitigasi dan Pemulihan Bencana Banjir: Pembelajaran dari Jawa Tengah.”
Baca juga: Pasca Menang atas Rans Nusantara, CEO PSIS Berikan Bonus Besar
Kegiatan ini diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) SCU pada 7 Mei 2024.
Forum ini membahas strategi kebijakan pembangunan berkelanjutan di wilayah terdampak banjir, termasuk dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Selain itu, keterlibatan perempuan dalam mitigasi dan rekonstruksi banjir serta dukungan psikososial bagi masyarakat terdampak banjir juga menjadi fokus bahasan dalam diskusi ini. (01)