Semarang, Jatengnews.id – KONI Jateng menggelar halal bihalal di gedung KONI Jateng Komplek Stadion Jatidiri Semarang, Kamis (2/5/2024).
Selain dihadiri Ketua Umum KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana dan semua pengurus, juga kalangan akademisi dan insan olahraga.
Bona Ventura dalam sambutannya mengatakan acara halal bihalal ini merupakan tradisi rutin yang digelar setiap tahun. Dengan tema ‘’Sucikan Hati, Kuatkan Silaturahmi, Menuju Olahraga Jawa Tengah Berprestasi,’’ menghadirikan penceramah mantan Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama, SH, MHum.
Baca juga: KONI Jateng Hadiri Halal Bihalal di Gubernuran, Ini Pesan Pj Gubernur Jateng
‘’Acara halal bihalal ini merupakan majelis yang pertama dari Prof Dr Yos Johan Utama, SH, MHum pasca menjadi rektor Undip pada 2015-2024. Belau sertijab 29 April, tanggal 30 April masih ada acara internal di Undip. Tanggal 1 Mei tanggal merah, hari ini beliau hadir di sini, sebagai penceramah,” jelas Bona.
Bona menambahkan sebenarnya ada tradisi lain rutin dilakukan KONI Jateng yakni buka bersama di bulan Ramadhan. Namun karena padatnya pekerjaaan di KONI Jateng akhirnya tidak jadi digelar untuk bulan kemarin.
‘’ Kami sampaikan, saat ini KONI ada dua partai besar, yakni Partai Undip dan Unnes. Dan selama ini bisa berkolaborasi sangat manis. Ada Prof Heni Setyowati, Prof Joko, dan Prof Mahalul Hasam,” katanya.
Bona menambahkan bahwa KONI Jawa Tengah cukup bisa dibanggakan, karena ada Ketua PWI Jawa Tengah, Mantan Kepala Dinas PSDA, dan Mantan Kepala Dinas Bina Marga. Sehingga mampu membawa KONI lebih baik.
“Atas nama KONI dan pribadi, Bona mengucapkan mohon maaf lahir dan batin,” pungkasnya.
Sedangkan dalam ceramahnya Prof Yos Johan Utama menjelaskan ada dua hal yang penting bagi semua manusia, yakni bersyukur dan ingat mati.
“Kita bersyukur, kita masih hidup jadi masih ada kesempatan bertaubat. Maka syukuri saat ini kita masih hidup,” katanya.
Baca juga: KONI Jateng Audit Keuangan 57 Pengprov Cabang Olahraga
Pada kesempatan itu, Prof Yos juga sedikit mengupas lagu Mars KONI. Menurutnya, kehormatan, kesetiaan dan patriotisme sangat baik untuk olah raga. “Jiwa dari olah raga itu sportifitas. Asas sportifitas ini harus dijaga,” kata dia.
Soal puasa, kata dia, tujuannya adalah bertakwa. Sama dengan pendidikan olahraga, kewajiban harus dilakukan tidak hanya untuk mengejar prestasi tetapi nilai. Tentunya pendidikan ini menjadi nilai. Sehingga jiwa olahraga ini menjadi nilai, tidak hanya prestasi.
“Olahraga tidak hanya jadi juara, bahkan bisa cheating atau curang. Kita bicara olahraga tentang sportivitas, jiwa kesatria, dan jiwa patriot,” pungkasnya.(02)