Semarang, Jatengnews.id – Kesigapan dan kecepatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang dikomandani Penjabat Gubernur Jawa Tengah dalam penanganan banjir di wilayah Demak-Kudus, menuai apresiasi dari Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Ketua Umum Badko HMI Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Nur Kholis, menyampaikan, penanganan banjir oleh Pemprov Jateng, dinilai tepat, mengingat dapat meminimalisasi dampak dari bencana tersebut.
Baca juga: Pemprov Jateng Gelar Balik Rantau Gratis, Diikuti 3145 Pemudik
“Penanganan banjir Demak yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah tepat, karena dilakukan dengan cepat dan sigap. Sehingga, dampak negatif akibat banjir dapat diminimalisasi,” katanya, dalam keterangannya, belum lama ini.
Sebagai informasi, banjir di Demak-Kudus terjadi pada Maret dan April lalu, karena tingginya curah hujan yang mengakibatkan enam tanggul di Demak jebol. Akibatnya, banjir melumpuhkan Jalan Pantura di Kecamataan Karanganyar Kabupaten Demak.
Kholis menilai, selain faktor alam, banjir juga dapat disebabkan oleh kelalaian manusia dengan penggundulan hutan di wilayah pegunungan, serta tidak berfungsinya daerah aliran sungai karena pembangunan permukiman di pinggir sungai.
Dia membeberkan, langkah sigap dan cepat Pemprov Jateng ditunjukkan dengan berbagai upaya. Antara lain, menutup enam tanggul yang jebol, menyiapkan jalur alternatif pantura agar lalu lintas barang dapat berjalan dengan baik. Selain itu, menyiapkan posko-posko pengungsian untuk korban banjir, serta mengupayakan modifikasi cuaca untuk mengurangi tingginya curah hujan.
Baca juga: Pemkab Jepara Dapatkan Bantuan Rp119,4 Miliar dari Pemprov Jateng
Menurut Nur Kholis, agar banjir di wilayah Demak dan Kudus tidak terulang lagi, ke depan diperlukan langkah strategis dan solusi permanen penanganan pascabanjir ini.
Langkah yang dapat dilakukan pemerintah provinsi, imbuhnya, dengan melakukan betonisasi di sepanjang tanggul Sungai Wulan di wilayah Demak, dan melakukan normalisasi daerah aliran Sungai Wulan. Upaya lainnya, pembuatan embung di wilayah Demak untuk daerah resapan air, serta melakukan reboisasi hutan di wilayah dataran tinggi Demak.(02)