Beranda Nasional Harga Pangan Bisa Naik Imbas Serangan Iran ke Israel

Harga Pangan Bisa Naik Imbas Serangan Iran ke Israel

Harga beras. (Foto : Pixabay)

Jakarta, Jatengnews.id – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan imbas serangan Iran ke Israel bisa berdampak ke komoditi pangan.

Airlangga menjelaskan, serangan itu membuat ketidakpastian meningkat, sehingga menurunkan geliat ekonomi di seluruh negara.

Baca juga : Gandeng Swasta, Masyarakat Cinta Masjid Indonesia Hadirkan Pasar Pangan Murah

“Kita ketahui jumlah kapal di Terusan Suez itu ada 17.000 kapal, di Selat Hormuz ada 30.000 kapal, sehingga kalau ini terjadi eskalasi, kita tidak membayangkan harga BBM, naiknya kargo yang berakibat pada kenaikan komoditas, termasuk komoditas pangan. Nah kita berharap ini bisa deeskalasi tidak terlalu panjang,” ujarnya seperti yang dikutip dari Suara.com jaringan berita Jatengnews.id, Selasa (16/04/2024).

Meski demikian, tutur Airlangga, pemerintah takan menunggu dan melihat situasi terbaru untuk menentukan kebijakan apa yang akan digunakan.

Ketua Umum Partai Golkar ini menambah, rupiah dan pasar modal dipastikan tidak akan bergejolak terlalu dalam terhadap serangan ini.

“Namun kalau kita lihat situasi, baik itu rupiah maupun pasar modal, relatif terkendali. Dan memang kita lihat Amerika ekonominya membaik, inflasinya menurun, dan itu interest rate masih tinggi. Sehingga capital flight itu yang harus kita jaga,” jelas dia.

Sebelumnya, Airlangga menyelenggarakan rapat terbatas dengan seluruh unsur Kedeputian pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berikut dengan sejumlah Duta Besar pada Senin (15/4).

Menurut dia, dampak dari penyerangan Iran terhadap Israel akan baru terlihat saat pembukaan pasar (16/4/2024).

Baca juga : Pasokan Pangan dan Energi di Jateng Aman Selama Lebaran 2024

“Namun langkah-langkah antisipatif akan disiapkan untuk menjaga kepercayaan pasar atas dampak potensi semakin meningkatnya harga komoditas terutama minyak akibat terganggunya pasokan, serta kenaikan harga emas, sebagai aset safe haven, dan rambatan ke sektor lainnya,” ujar Menko Airlangga. (03)

Exit mobile version