Semarang, JatenNews.id – Koordinator Devisi SDM Bawaslu Jawa Tengah, M Rofiuddin menyebutkan, bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan datang bakal berbeda dengan Pemilu (Pilpres dan Pileg) lalu, Senin (8/4/2024).
“Terkait dengan penyelengenggaraan dua hal tersebut (Pilkada dan Pemilu), rezimnya akan berbeda ya,” ucapnya kepada Jatengnews.id beberapa waktu lalu.
Maksudnya, ada beberapa teknis atau sistem pada penyelenggaraan Pilkada bakal berbeda dibandingan dengan Pemilu 2024 lalu.
Baca juga: KPU Solo Diduga Langgar Administrasi, PDI Perjuangan Kota Solo Lapor Bawaslu
“Tentu Pemilu yang lebih memberikan tantangan, karena dia ada lima kotak suara (1 Pilpres dan 4 Pileg). Tapi kalau Pilkada nantikan di masing-masingnya kan hanya ada dua kotak suara (Walikota dan Gubernur),” jelasnya.
Saat ini, memang sedang dalam masa pendaftaran dan pemantauan. Rofi mengaku, pihaknya juga telah mengawasi jalannya proses persiapan pada Pilkada 2024 mendatang ini.
“Kita berharap partisipasi masyarakat di dalam mengawasi jalannya Pemilu, pada Pilkada kedepan bisa lebih ditingkatkan. Sehingga bisa memberikan pendidikan politik kepada masyarakat,” ujarnya.
Maksudnya, ia mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan terkait dengan kampanye hitam seperti politik uang dan penggunaan hoax.
“Karena Pilkada itu, bisa timbul sumbu pendek. Dalam artian, lokusnya di masing-masing kabupaten/kota sehingga tidak ada dapil, kecuali di wilayah masing-masing. Tentu ini harus kita antisipasi bersama,” terangnya.
Baca juga:Petugas Pemilu Meninggal, Pj Gubernur Jateng Berharap Tak Terjadi Lagi di Pilkada 2024
Selain itu, iyaa juga mengajak awak media untuk menginfomasikan pentingnya pengawasan Pemilu.
“Dan juga peran penting teman-teman media yang juga bisa melakukan tindakan-tindakan mendidik, mengkontrol dan memberikan perlindungan sosial terkait informasi,” tandasnya. (Kamal-01)