Beranda Lifestyle Perempuan Juga Bisa Alami Gejala Menopause Parah

Perempuan Juga Bisa Alami Gejala Menopause Parah

Sakit perut wanita. (Foto : Pixabay)

Jakarta, Jatengnews.id – Head Global Medical Affairs Women’s Health, Bayer AG, Cecilia Caetano, pada 2030 diperkirakan akan ada 1,7 miliar perempuan dunia yang mengalami menopause dan 47 juta perempuan akan memasuki fase ini setiap tahunnya.

Lebih dari sepertiga perempuan yang berada dalam fase menopause melaporkan alami gejala parah, yang dapat berlangsung selama 10 tahun atau lebih setelah periode menstruasi terakhir mereka. Adapun gejala menopause parah bisa meliputi sulit tidur hingga peradangan.

Baca juga : Dokter Ingatkan Risiko Langsung Merokok Setelah Buka Puasa

“Di samping mengalami gangguan tidur, banyak perempuan di seluruh dunia pada umumnya menderita gejala vasomotor (peradangan) selama masa transisi menopause, yang mana dapat memengaruhi kualitas hidup mereka,” ungkap Cecilia dikutip dari Suara.com jaringan berita Jatengnews.id, Sabtu (30/03/2024).

Gangguan vasomotor adalah merasa panas atau gerah yang disebut juga hot flashes, jantung berdebar, pusing, hingga nyeri kepala.

Mengutip dari NHS, gejala menopause biasanya terjadi mulai beberapa bulan atau bahkan tahun sebelum menstruasi berhenti. Kondisi tersebut dinamakan perimenopause. Sebagian besar wanita merasakan ciri-ciri menopause sekitar 4 tahun menjelang menstruasi terakhir. Dan sekitar 1 dari 10 wanita mengalami tanda-tanda menopause sampai 12 tahun menjelang menstruasi terakhir.

Mirisnya, meski gejala menopause parah ini sangat mengganggu kualitas hidupnya, 30 persen perempuan yang mengalami gejala sedang hingga berat dan berkonsultasi dengan dokter, tidak mendapat pengobatan apa pun.

Inilah sebabnya, kata Cecilia, Bayer berupaya menciptakan ulang lanskap kesehatan yang mendukung perempuan dengan cara mengembangkan ilmu pengetahuan, agar kesehatan perempuan bisa semakin baik.

“Kami berkomitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan mendobrak kebungkaman dengan mendorong edukasi, meningkatkan kesadaran, serta memperluas pilihan pengobatan untuk mendukung perempuan di berbagai tahap kehidupan mereka,” papar Cecilia.

Melansir Hello Sehat, berikut ini tanda-tanda gejala menopause yang bisa dikenali saat perempuan memasuki rentang usia 49 hingga 55 tahun:

1. Perubahan siklus menstruasi

Tanda-tanda menopause yang satu ini bukan hanya pergeseran tanggal saat menstruasi, tetapi juga jumlah darah yang keluar. Perubahan siklus menstruasi bisa memengaruhi jumlah darah yang keluar saat menstruasi. Bisa lebih banyak, lebih sedikit, atau mungkin hanya berupa flek atau spotting.

2. Rasa panas tubuh

Hot flashes adalah kondisi mengalami sensasi panas, baik di bagian atas tubuh atau bahkan seluruhnya. Mengutip dari National Institute of Aging, wajah dan leher bisa berubah kemerahan dan membuat seseorang menjadi berkeringat.

Intensitas hot flash dapat bervariasi mulai dari ringan hingga kuat, bahkan sampai mengganggu tidur. Kondisi ini biasa berlangsung antara 30 detik hingga 10 menit.

3. Vagina kering nyeri berhubungan seks

Berkurangnya produksi estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi kelembapan lapisan tipis yang melapisi dinding vagina. Akibatnya, vagina menjadi lebih kering dan memunculkan berbagai gejala sebelum menopause seperti rasa gatal atau panas di bagian mulut vagina.

4. Gairah seks menurun

Penurunan kadar estrogen juga dapat memperlambat reaksi orgasme, reaksi klitoris, dan menyebabkan keringnya vagina. Kondisi-kondisi ini dapat menyebabkan menurunannya gairah seksual.

Di sisi lain Member of the Board of Management, Bayer AG and President of Bayer’s Pharmaceuticals Division, Stefan Oelrich, mengatakan bukan hanya masalah kesehatan perempuan seperti gejala berat menopause yang jadi fokus transformasi bisnis Bayer di bidang farmasi dalam ajang tahunan Pharma Media Day 2024. Tapi juga fokus berkembang untuk merangsang pertumbuhan jangka panjang dan berkelanjutan.

“Di saat yang sama, kami juga terus memperluas eksistensi kami di bidang terapi kunci, sekaligus memastikan ketersediaan obat-obatan kami untuk menjangkau jumlah pasien yang lebih banyak,” terang Stefan.

Baca juga : Kasus Demam Berdarah Melonjak Dokter Ungkap Cara Pencegahan

Di bidang kesehatan, yang tidak kalah penting untuk masyarakat dunia adalah mengembangkan farmasi di bidang onkologi atau kanker, lalu pengembangan terapi sel dan terapi genetik yang dianggap menjanjikan untuk mengatasi berbagai penyakit, hingga menerapkan operasional baru agar bekerja lebih produktif dan efisien. (03)

Exit mobile version