32 C
Semarang
, 20 November 2024
spot_img

Peringati Hari Air Sedunia 2024: Gombal Project Ulas Air dari Perspektif Gender dan Pembangunan

Semarang, Jatengnews.id – Dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia yang jatuh pada 22 Maret 2024, Gombal Project, sebuah komunitas yang tergabung dalam Super Young Leader (SYL) 2023 oleh Pertamina Foundation, menyelenggarakan serangkaian kegiatan diseminasi proyek sosial serta presentasi “Call for Book Chapter”.

Salah satu kegiatan utama adalah Diseminasi Proyek Sosial yang dilaksanakan bersamaan dengan diskusi oleh Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro (FISIP UNDIP). Diskusi bertajuk “World Water Day 2024: Mengulas Air dari Perspektif Gender dan Pembangunan” ini diberi nama IRUDTalks #EnvironmentSeries.

Baca juga: Undip Terima 3.055 Mahasiswa Baru Jalur SNBP 2024

Kegiatan ini tidak hanya ditujukan untuk akademisi dan mahasiswa, tetapi juga terbuka bagi masyarakat umum, praktisi, birokrat, pekerja sosial, dan pihak-pihak lain yang berminat. Bagi peserta yang telah mendaftar untuk Call for Book Chapter, kehadiran pada kegiatan ini merupakan kewajiban.

Dekan FISIP UNDIP, Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin menuturkan, bahwa manajemen air sangatlah penting untuk menunjang kehidupan. Seperti di FISIP UNDIP, pihaknya telah mengundang pihak eksternal untuk mengelola Pekerjaan Rumah (PR) pertama masalah air.

“Target kami adalah memiliki air yang lebih bersih sebelum pertengahan tahun. Kolam ikan yang saya kelola kini menjadi tempat belajar outdoor, seperti fotografi dan public speaking,” ujarnya.

Manajemen air berbasis gender, kata Teguh, memang kompleks, dengan variasi standar antar negara. Di Indonesia, standarnya adalah dua jenis kelamin.

“Saya berupaya memperbaiki isu-isu krusial di Fakultas, termasuk pelayanan mahasiswa dan standar internasional. Saya juga menyoroti pentingnya manajemen air sebagai aspek kesejahteraan mahasiswa. Saya mendukung upaya untuk mengembangkan solusi atas isu-isu ini, dan berharap implementasinya dapat segera dilakukan,” tegasnya.

Sementara itu, pemateri Dr. Henny Rosalinda, S.IP., M.A yang juga sebagai Dosen Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Brawijaya menjelaskan, persoalan air erat kaitannya dengan perempuan. Di banyak tempat, perempuanlah yang menanggung beban masalah air bersih.

“Langkah-langkah ke depan untuk kesetaraan gender dan akses air bersih meliputi pentingnya kesetaraan gender dan akses air bersih, mengatasi tantangan, peran teknologi dan inovasi, strategi berkelanjutan, serta panggilan untuk aksi,” jelasnya.

Lebih lanjut, pemateri kedua, Dosen Hubungan Internasional, FISIP UNDIP, dan Super Young Leader PFMuda 2023, Anjani Tri Fatharini, S.IP., M.A. memaparkan “Aktivisme Lokal dalam Isu Air dan Industri Fesyen”.

Menurut Anjani, untuk membuat satu set baju dan celana jeans, dibutuhkan sekitar 20.000 liter air. Seperti pembuatan baju, celana, jilbab, dan topi, berkontribusi dalam penggunaan air.

“Pentingnya kesetaraan gender dan akses air bersih menjadi perhatian kami. Oleh karena itu, kami mendiskusikan proyek sosial berupa pembuatan tas dari bahan pakaian bekas pantas pakai. Mari berkontribusi untuk kelestarian air karena air adalah sumber kehidupan kita,” paparnya.

Baca juga: LPPM Undip Salurkan Bantuan Korban Banjir di Semarang

Ditempat yang sama, salah satu peserta yang juga sebagai Mahasiswa Hubungan Internasional FISIP UNDIP, Angel Ika Devi sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Baginya kegiatan seperti itu sangat penting dan positif mengingat air menjadi kebutuhan pokok manusia.

“Kegiatan ini sangat menarik bagi saya. Air adalah sumber kehidupan kita. Materi yang disampaikan membuat saya semakin menyadari pentingnya upaya dalam mengatasi pencemaran air, terutama oleh sampah plastik. Harapannya, program ini dapat membantu mencegah pencemaran air.” tandasnya.(zar-02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN