Demak, Jatengnews.id – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak Agus Nugroho menyebutkan, banjir di Demak disebabkan karena kerusakan alam di wilayah hulu.
“Demak ini unik, tidak hujan tidak ada angin banjir. Mestinya kami ini mendapatkan perlakuan yang baik ketika daerah hulunya,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Viral Ritual Wedus Kendit dan Banjir Demak, Ini Tanggapan BPBD
Maksutnya, banjir di Demak bukan hanya karena tanggol yang jebol lalu ditutup selasai begitu saja. Namun, kondisi alam di wilayah hulu sungai menjadi hilangnya area resapan sehingga air terbeban di daerah hilir sungai Demak.
“Inikan kerusakan alam yang di atas, alih fungsi lahan dan sebagainya ini akan mengakibatkan sungai kita rusak dan DAS (Daerah Aliran Sungai) kita rusak,” paparnya.
Kiranya, sungai yang menjadi dangkal, tanggul jebol dan kerusakan sungai lainnya hanya bagain dari akibat kerusakan alam. “Dampak dari penebangan hutan di atas, pembuatan villa-villa, hotel-hotel yang ada di atas itukan juga dampak ketempat kita. Jadi kita ini berada di bawah Salatiga, Ungaran, Grobogan, Boyolali semuanya mengarah ke tempat kita,” terangnya kondisi dilapangan.
Dirinya juga menyebutkan, bahwa beberapa aliran sungai yang mengarah ke Demak tidak ada pintu airnya atau bendungannya.
Baca juga: 13 Kecamatan Terdampak Banjir Demak
Kiranya, banjir yang terjadi di Demak kali ini merupakan yang paling parah, bahkan lebih parah dibandingkan dengan tahun dahulu waktu pernah banjir.
“Parah ini (ditahun 1992). Kalau 1992 walaupun saya juga ngungsi tapu tidak separah ini. Ini nggak ada di Indonesia, sampai kita mengeluarkan tiga kali tanggap darurat,” tandasnya. (Kamal-02)